Wacana Walikota Padang Panjang, Fadly Amran untuk membentuk tim khusus guna menyisir dan menangani problem khusus, sekaligus mencarikan solusi bagi anak-anak penyandang autisme dan bagi anak-anak yang bermasalah kesehatannya di Kota Padang Panjang.
Sebagaimana dilontarkannya saat menerima orang tua yang anaknya penyandang autisme dan orang tua yang anaknya penyandang Thalasemia, Kamis (30/1/2020), bulan lalu mulai terihat dan bergerak.
Hari ini, Senin (24/02/2020), tim khusus yang terdiri dari Kepala Dinas Sosial PPKBP3A, Drs. Osman Bin Nur, M.Si., Kepala Dinas Kesehatan, Drs. H. Nuryanuwar, Apt, M.Kes. MMR., Direktur RSUD Padang Panjang diwakili Jusnarti, SE.
Kemudian, Kepala Dinas Pendidikan diwakili Nofri Andri, S. Ag., Kepala Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi pada Dinas Sosial PPKBP3A, Suherdi, S.S. Ag., dan Pekerja Sosial Masyarakat Kelurahan Pasar Usang, Dewi Oktavia.
Tim mengunjungi tempat tinggal salah seorang pengidap Austime Spectrum Disorder, Muhammad Syauqi Fawwaz di RT 4 Kelurahan Pasar Usang, Kota Padang Panjang.
Muhammad Syauqi Fawwaz (13) yang akrab dengan panggilan Syauqi adalah sulung dari dua bersaudara. Sehari-hari tinggal bersama sang ayah, sang ibu telah berpulang ke rahmatullah hampir tiga tahun silam. Sedangkan sang adik tinggal bersama tantenya di Kota Padang.
Kronologis Syauqi Pengidap Autis Hiperaktif, sebagaimana dikisahkan sang ayah.
Muhammad Syauqi Fawwaz dipanggil Syauqi. Lahir di Kota Padang Panjang tahun 2006 adalah anak dari pasangan suami istri, Alfian dan Almh.Yulia.
Tumbuh kembang Syauqi secara fisik bisa dibilang normal, namun sejak usia 2,5 tahun mulai terlihat ada kejanggalan pada Syauqi. Ia luar biasa aktif bergerak, berlari, dan bahkan berguling kesana sini. Namun anehnya Syauqi tidak merespon bicara dan aba-aba atau perintah yang diberikan.
Melihat keanehan dan betapa aktifnya gerakan Syauqi, atas saran banyak orang waktu itu, Kami selaku orang tua kemudian memasukkan Syauqi ke PAUD anak berkebutuhan khusus Bina Mandiri Anak di Kelurahan Balai-Balai hingga usia 6 tahun.
Setelah dari PAUD Bina Mandiri Anak, Syauqi sempat pindah ke sejumlah PAUD berkebutuhan khusus juga masih di Kota Padang Panjang sampai berusia 9 tahun.
Selain sekolah, Syauqi secara berkala juga kami bawa terapi dan konsultasi ke dokter anak, dokter spesialis syaraf dan pemeriksaan ke Rumah Sakit.
Bahkan acap juga kami bawa berobat ke orang pintar dan rukyah pada Ustadz.
Namun dari seluruh upaya itu anak kami Syauqi belum menunjukkan tanda membaik.
Musibah menghampiri kami persis saat Syauqi berusia 11 tahun 7 bulan atau hampir 3 tahun lalu, ibunya Syauqi berpulang ke rahmatullah.
Sejak saat itu Syauqi diasuh sang ayah.
Diusianya ke 13 tahun 6 bulan pada Februari 2020 ini Syauqi belum juga bisa berbicara, membaca, berhitung, dan menulis.
Justru hyiperaktifnya kian menjadi-jadi dan hampir 4 tahun terakhir Syauqi hanya berdiam dirumah dan tidak bersekolah lagi.
“Meskipun prahara ini entah kapan berakhirnya, satu tekad saya yakni ingin melihat Syauqi bersekolah lagi hingga suatu waktu Syauqi bisa bicara, menulis, membaca, berhitung, dan bisa hidup mandiri,” pungkas Alfian dengan mata berkaca-kaca.
Kepala Dinas Sosial PPKBP3A, Drs. Osman Bin Nur, M.Si.,saat ditanya Topsumbar.co.id perihal pendapatnya seusai melihat langsung kondisi Syauqi, mengatakan akan mendiskusikan lebih lanjut bersama dinas terkait lainnya.
“Kunjungan ke tempat tinggal anak berkebutuhan khusus ini, kita maksudkan untuk melihat lebih dekat kondisinya dan sebagai bahan pernulaan untuk kita kaji lebih lanjut,” ujar Osman.
Senada, Kepala Dinas Kesehatan, Drs. H. Nuryanuwar, Apt, M.Kes. MMR., juga akan membawa hasil kunjungan untuk didiskusikan dan guna menentukan tindakan selanjutnya.
“Nanti kemungkinan akan kita bawa tim kesehatan guna menentukan langkah yang hendak kita ambil dan putuskan,” ucapnya, serius. (AL)