Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Sabar AS bersama yang lainnya meninjau bantaran Sungai Batang Sumpur Kabupaten Pasaman. Peninjauan itu dilaksanakan sebagai bentuk tindaklanjut dari aspirasi masyarakat Pasaman.
Dalam peninjauan itu, Sabar AS pada TopSumbar.co.id, Jumat (7/2/2020), menyebutkan bahwa dengan melihat kondisi Sungai Batang Sumpur ini, sesungguhnya membutuhkan dana besar dan penanganan secara menyeluruh, utuh dan tidak bisa sepenggal-sepenggal.
“Oleh karena itu kita mengharapkan penanganannya dilakukan oleh Balai Sungai Lima (V) Kementrian PU, sebab anggaran di provinsi sangat terbatas,” kata Sabar AS.
Dilanjutkan Sabar AS, melihat problem atau kondisi Sungai Batang Sumpur, ini adalah kebutuhan yang sangat mendesak maka kita mengharapkan pada kabupaten, provinsi, Kementrian PU, Dirjen Sumber Daya Air (SDA) agar melakukan penanganan secara menyeluruh, secara total, utuh dan berkelanjutan.
“Alhamdulillah, sesuai dengan informasi dari PSDA dan Balai pada tahun 2020 sudah diusulkan dana anggaran sebanyak Rp75 miliar, itu mungkin adalah tahap awal dan bisa berkelanjutan untuk alokasi anggaran tahun berikutnya,” ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa Sungai Batang Sumpur ini adalah objek yang berkaitan dengan mata pencarian (ekonomi) masyarakat. Sebab, air besar sangat mengancam lahan pertanian dan petani ikan di sekitaran bantaran Sungai Batang Sumpur ini.
“Kita sungguh berharap agar penanganan Sungai Batang Sumpur ini dengan maksimal, jika ini dibiarkan akan terjadi kemiskinan pada separoh masyarakat Pasaman,” ucapnya.
Dijelaskan Sabar AS, masyarakat Kabupaten Pasaman menyandarkan penghasilan, atau mata pencarian untuk kehidupannya di sekitar bantaran Sungai Batang Sumpur ini. Maka itu kita dari Komisi IV DPRD Sumbar meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) dan pusat untuk melakukan penanganan secara cepat, mendesak dan menyeluruh.
“Dengan alokasi anggaran yang cukup besar dan memadai, alhamdulillah pada tahun ini telah dianggarkan sebesar Rp75 miliar. Kita juga berharap untuk tahun depannya bisa dianggarkan lebih besar lagi,” harapnya.
Menurutnya, tentang soal normalisasi sungai perlu ada penanganan sedimen dan pelurusan terhadap sungai yang berbelok-belok sehingga arus sungai bisa cepat disaat banjir terjadi. Begitu juga di Batang Asik yang di dalam sungai itu ada batu besar di kiri kanannya, dan batu tersebut harus dipecah.
“Selama ini air tertahan, ada 3-4 sungai yang banjirnya secara bersamaan yaitu Sungai Batang Sumpur, Batang Siminail, Batang Tinggarang dan Batang Asik sehingga lahan pertanian, pemukiman masyarakat dari Nagari Nasikodo, Padang Galugur sampai ke Panti itu semuanya terendam,” ungkapnya.
Selain pemukiman dan lahan pertanian semua bisa terancam, termasuk kesehatan masyarakat, perkebunan dan ini seharusnya secepatnya perlu kita atasi agar kerugian masyarakat di daerah Kabupaten Pasaman tidak terjadi. (Syafri)