Melemahnya pengamalan pancasila bisa memunculkan ideologi-ideologi lain yang bertentangan dengan ideologi pancasila termasuk munculnya komunisme di Indonesia. Maka itu fungsi Pancasila dijadikan landasan dalam kehidupan, berbangsa dan bernegara.
Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit saat memberikan pembekalan kepada peserta kegiatan penguatan pembauran kebangsaaan dari beberapa etnis atau paguyuban, se-Kabupaten Limapuluh Kota sejumlah 80 orang di Hotel Shago Bungsu, Tanjuangpati, Kabupaten Limapuluh Kota, Kamis (13/02/2020).
Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit menyampaikan, pada era reformasi di Indonesia, memunculkan keprihatinan tersendiri terhadap makna pancasila sebagai ideologi bangsa.
“Seakan-akan pancasila sudah terpinggirkan dan nyaris tenggelam dari memori kolektif bangsa, bahkan jarang dibahas dalam ketatanegaraan dan kebangsaan. Padahal beberapa tokoh dunia sangat mengagumi pancasila,” ucap Nasrul Abit.
Selanjutnya Wagub Sumbar Nasrul Abit berpesan pada Forum Pembauran Kebangsaaan (FPK) se-Limapuluh Kota untuk terus meningkatkan nilai-nilai kebangsaan. Sebab saat ini nilai-nilai kebangsaan mulai tertinggal.
“Yang harus kita dorong adalah gimana persatuan hadir di tempat ini. Kadang-kadang kita terlalu sering bicara beragam, tapi lupa persatuannya, padahal ini yang buat kita unik,” katanya.
Melalui Forum Pembauran Kebangsaan (FPK), Nasrul Abit berharap masyarakat Sumbar menjaga persatuan bangsa. Dia pun meminta Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Sumbar Nazwir mendukung forum ini, agar makin besar guna menjaga persatuan.
Lebih lanjut, Nasrul Abit mengatakan, perkembangan zaman yang kian modern mendorong peningkatan potensi ancaman kontemporer bagi bangsa Indonesia. Ancaman ini mengakibatkan adanya berbagai pemikiran dan pengaruh luar yang subversif dan disintegratif.
“Kami ingin memberikan pemahaman terhadap generasi muda tentang nilai-nilai kebangsaan, cinta tanah air sebagai wujud bela diri sesuatu yang tumbuh begitu saja, tetapi harus disetujui sejak dini dan dilakukan secara berkelanjutan,” ungkap Wagub Sumbar.
Wagub juga berharap pertemuan-pertemuan semacam ini, dapat digunakan sebagai acuan dan penajaman filosofis empat pilar kebangsaan yaitu pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.
Sementara itu, Kepala Kesbangpol Sumbar Nazwir menjelaskan, secara umum pengertian pembauran kebangsaan adalah proses pelaksanaan kegiatan integrasi anggota masyarakat dari berbagai ras, suku, etnis melalui interaksi sosial dalam bidang bahasa, adat istiadat, seni budaya, pendidikan dan ekonomi untuk mewujudkan kebangsaan Indonesia tanpa menghilangkan idiologi pancasila.
Maksud dilaksanakannya kegiatan penguatan pembauran kebangsaan adalah dalam rangka menjaga dan memelihara kerukunan serta melestarikan nilai sosial budaya dan mengembangkan kehidupan demokrasi dalam upaya meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Adapun tujuan dilaksanakannya kegiatan penguatan pembauran kebangsaan adalah sebagai wadah informasi, komunikasi, konsultasi, dan kerjasama bagi etnis/paguyuban, yang diarahkan untuk menumbuhkan, memantapkan, memelihara dan mengembangkan pembauran kebangsaan di daerah khususnya Kabupaten Limapuluh Kota.
Kemudian Nazwir minta pada narasumber bisa memberikan pemahaman terhadap pembauran kebangsaan dan lebih banyak mendalami tentang filosofis empat pilar, sehingga dapat menjadi hidup dan kemudian memberikan kenangan lama di dalam pikiran masing-masing peserta.
“Dengan begitu apa yang menjadi tujuan kita bersama yaitu filosofi-filosofi empat pilar tersebut. Kita tidak berhenti sampai di sini, tiap-tiap pemikiran yang ada mari kita coba, mana yang bisa kita estimasikan ke dalam forum ini,” jelasnya. (Ranta/N)