Seluas enam hektar tanah milik PT Pelindo akan dibangun Pusat Studi Maritim sebagai penunjang ke pelabuhan terminal penumpang. Ini bukti Pelindo II Cabang Teluk Bayur terus berupaya untuk mempercantik kawasan muaro Padang.
Melalui Memerandum of Understanding (MoU) antara Pemerintah Kota Padang dengan PT Pelindo II Cabang Teluk Bayur berkaitan dengan penataan kawasan seluas enam hektar itu telah dilaksanakan MoU Wali Kota Padang H.Mahyeldi Ansharullah dengan pimpinan PT Pelindo II Cabang Teluk Bayur Armen Amir di gedung Putih kediaman walikota A.Yani tahun lalu.
Menanggapi percepatan pembangunan tersebut, Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah mengikuti rapat koordinasi percepatan pembangunan infrastruktur di Provinsi Sumatera Barat yang dilangsungkan di Ruang Rapat Lantai 16 Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Selasa (21/01/20).
Hadir mendampingi Wali Kota Padang Asisten Ekbangkesra Hermen Peri, Kadis PUPR Yenni Yuliza, Kabag Kerja Sama Erwin, Kabag Pembangunan Hermansyah, Kabag PBJ Novalino.
Diundangnya Kota Padang adalah terkait Pembangunan Maritim Center oleh PT. Pelindo II yang menelan biaya sekitar Rp40 Miliar di kawasan Muaro Padang yang pada saat ini sedang finalisasi izin analisis dampak lingkungan (AMDAL) dan AMDAL Lalin serta beberapa dokumen pendukung lainnya.
Kawasan Pusat Studi Maritim ini dibangun tidak saja melayani atau menangani barang umum seperti jenderal cargo dan pembangunan penunjang lainnya, namun pelayanan kepariwisataan antar pulau pun dapat dilayani di kawasan komersial yang ada di muaro sekarang ini.
Pada saat ini yang ada dipelabuhan muaro Padang hanya aktifitas bongkar muat barang dan penumpang antar pulau.
Mahyeldi berharap dengan niat yang baik penataan kawasan muaro lebih tertata, melaui PT Pelindo II Cabang Teluk Bayur untuk membangun Pusat Studi Maritim serta membangun pelabuhan penunjang pariwisata hendaknya diberikan dukungan penuh.
“Berdirinya Pusat Maritim menjadikan icon baru kota Padang, dan menambah daya tarik serta mempercantik kawasan wisata mauro nantinya,” kata Mahyeldi.
Sedangkan untuk melayani wisatawan yang hendak berkunjung wisata ke 19 pulau-pulau kecil di Kota Padang belum mempunyai pelabuhan untuk memandu atau mengantar wisatawan. (Hanny/hms)