PESISIR SELATAN, TOP SUMBAR — Nagari IV Koto Hilie, Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan menjadi tempat tujuan lapangan hitung cepat pengkajian kebutuhan pasca bencana (jitu pasna) BPBD Provinsi Sumatera Barat angkatan III. Pasalnya dua dusun di nagari ini terdampak bencana cukup besar.
Abrasi Dusun Muaro Kampung Bukit Tambun Tulang
Abrasi pantai di Dusun Muaro Kampung Bukit Tambun Tulang terjadi pukul 04.00 Jumat (27/09/2019). Sebanyak 38 kartu keluarga (KK), 17 unit rumah, dan 156 jiwa terpaksa mengungsi.
“Ya, 17 rumah warga rusak akibat abrasi di malam itu, tiga diantaranya hancur, sembilan rusak berat dan lima lagi rusak ringan,” ungkap Sekretaris Camat Batang Kapas, Syawal.
Sementara Wali Nagari IV Koto Hilie Satria Darma Putra juga menambahkan, akibat bencana abrasi yang menerjang Dusun Muaro bulan lalu tidak ada korban jiwa. Akan tetapi, pemilik rumah yang terdampak, saat ini terpaksa harus mengungsi di tenda pengungsian sebanyak delapan KK, di TPA Masjid sebanyak empat KK, dan sebagian memilih menumpang di rumah tetangga dan karib kerabat mereka yang berdekatan.
“Sekarang para korban terpaksa mengungsi di tenda pengungsian, sebagian ada ke tempat sanak familinya, serta membawa barang-barang peralatan rumah yang masih bisa diselamatkan,” ujarnya.
Ia menerangkan, abrasi yang disebabkan gelombang tinggi di daerah Dusun Muaro sudah terjadi semenjak satu bulan lalu. Akibatnya, sepanjang 700 meter bibir pantai habis dikikis gelombang, dan bibir pantai semakin dekat kepemukiman warga.
“Dibeberapa titik kikisan bibir pantai yang diakibatkan oleh gelombang, sudah sampai kerumah warga, seperti yang dikunjungi tim BPBD Sumbar hari ini,” jelasnya.
Lanjutnya, terkait kondisi ini pihaknya telah melaporkan kepada Pemerintah Kabupaten. Sekarang Dinas Sosial telah turun kelokasi untuk menanggapi kejadian, dan Dinas Sosial telah mendirikan tenda darurat serta dapur umum, katanya.
Selain itu, pihaknya juga telah melaporkan langsung kejadian kepada Bupati Pessel. Kata bupati pihaknya akan segera melakukan penanganan abrasi ditempat kejadian, tambahnya.
Melihat kondisi cuaca masih buruk dan gelombang masih tinggi. Dirinya mengimbau warga yang tinggal dekat dengan bibir pantai untuk terus waspada.
“Kita harapakan dan mengimbau warga yang tinggal dekat dari bibir pantai. Untuk terus waspada, apalagi dimalam hari,” tutupnya.
Bantuan Korban Abrasi Dusun Muaro
Diakui warga setempat, Bupati Pesisir Selatan Provinsi, Hendrajoni telah meninjau abrasi pantai di Dusun Muaro, Kampung Bukik Tambun Tulang, Nagari IV Koto Hilie, Kecamatan Batang Kapas, Minggu (22/09/2019). Hendrajoni mengatakan jika abrasi tidak segera ditangani maka berpotensi besar akan merusak perkampungan warga di dusun tersebut.
“Abrasi ini mesti cepat ditangani sehingga dampaknya tidak semakin parah,” kata Bupati Hendrajoni disela-sela kegiatan tersebut.
“Saya sudah perintahkan wali nagari dan camat untuk membuat proposal, sehingga bantuan baik dari kabupaten, provinsi dan pusat bisa diakses,” imbuhnya.
Selain itu Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan pascabencana diwakili Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Zulfian Aprianto menyerahkan sebanyak 500 kilogram beras kepada 38 Kepala Keluarga (KK) korban bencana abrasi pantai di Dusun Muaro.
Sebelumnya, Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekdakab) Pessel, Erizon juga menyalurkan bantuan kepada korban abrasi pantai di Dusun Muaro yaitu perlengkapan bayi, selimut dan Sembilan Bahan Pokok (Sembako).
Dikatakan Erizon, Pemkab terus memantau berbagai kebutuhan pengungsi. Akibat abrasi pantai, sebagian kepala keluarga di Dusun Muaro mengungsi di tenda yang disiapkan, dan sebagian lagi menumpang di rumah sanak keluarganya.
“Khusus bagi rumah yang terdampak, pihaknya berencana menyiapkan pemukiman baru sehingga warga setempat benar-benar aman dari ancaman abrasi pantai dan pasang laut,” ucapnya.
Sementara itu, warga setempat, Susi (36) mengatakan, abrasi telah terjadi di dusun tersebut lebih dari sebulan terakhir. Kejadian tersebut semakin parah, terutama menjelang malam hari.
“Abrasi dan pasang laut tidak kali ini saja terjadi di Dusun Muaro, bahkan ketika saya masih remaja kejadian ini juga terjadi hingga saat ini dan secara berturut-turut terjadi minimal per 11 tahun sekali,” katanya lagi.
Ditambahkan terakhir abrasi pantai menimpa warga Muaro pada tahun 2014 lalu, namun tidak sebesar ini.
Ia mewakili masyarakat setempat berharap batu penahan ombak segera dibangun di lokasi sehingga dusun tersebut aman dari abrasi dan pasang laut.
Kepala BPBD Kabupaten Pesisir Selatan Herman Budianto mengatakan dari sisi infrastruktur, akan kita perbaiki dengan cara tanggap darurat.
“Untuk korban abrasi pantai, secara material kami meminta bantuan kepada pemerintah pusat, dan mereka sudah turun ke lapangan dan sudah cek. Jadi bantuan akan disalurkan kepada masyarakat yang terdampak abrasi pantai,” jelasnya. (Hanny)