Limapuluh Kota – Miris, itulah kata-kata yang tepat untuk menggambarkan kondisi dari Jembatan Kayu Lubuak Batu Sabalah di Jorong Ikan Banyak, Nagari Pandam Gadang, Kecamatan Suliki, Kabupaten Limapuluh Kota. Jembatan yang notabenenya adalah satu-satunya akses penghubung untuk dua Jorong di Nagari Pandam Gadang tersebut nyaris hancur, dimakan usia.
Jembatan yang hanya berlantaikan papan kayu sebagai alasnya tersebut terlihat telah banyak yang lapuk, dan meninggalkan lobang-lobang menganga di tengah-tengah jembatan penghubung untuk Jorong Sungai Mangkirai dan Jorong Koto Barapak tersebut.
Diketahui ada sekitar 2000 jiwa yang tergantung dengan Jembatan Lubuak Batu Sabalah ini untuk menjadi akses keluar dari dua Jorong Tersebut. Kalau ini putus tentu masyarakat kita akan terisolasi,” sebut Kepala Jorong Sungai Mangkirai, Gusri Efendi didampingi Kepal Jorong Ikan Banyak, Donika Putra, Selasa (19/11).
Dikatakannya, Jembatan Lubuak Batu Sabalah merupakan milik Pemkab Limapuluh Kota. Meski tanggungjawab Pemerintah Daerah, namun terakhir mendapat sentuhan pada tahun 2006 silam. Padahal sebut Gusri Efendi, sudah sering rusak parah bahkan hancur dan tidak bisa dilewati sama sekali. Namun, karena tidak ada sentuhan Pemerintah Daerah, masyarakat terpaksa “badoncek” untuk memperbaikinya.
Tidak saja itu, Pemerintahan Nagari sejak tahun 2011 lalu, selalu menjadikan prioritas utama pembangunan Jembatan Lubuak Batu Sabalah dalam musrenbang Nagari dan Kecamatan. Namun, herannya walau tiap tahun menjadi prioritas utama tetapi sampai kini kondisinya malah makin buruk dan parah.
Sejak tiga tahun terakhir sudah dilakukan perbaikan secara swadaya masyarakat dengan cara patungan. Bahkan kita menjadi prioritas dalam musrenbang sejak tahun 2011. Dan kini kondisinya sudah hancur seperti ini. Bahkan tidak jarang kenderaan masyarakat terperosok akibat papan alas jembatan sudah lapuk. Kita berharap jangan sampai ada korban dulu baru diperbaiki,” tutur Kepala Jorong.
Untuk saat ini sebut Gusri Efendi, masyarakat harus berhati-hati memilih papan yang harus dilalui agar tidak terperosok. Namun, saat malam dikhawatirkan dapat membahayakan keselamatan masyarakat, karena tidak ada lampu penerang di Jembatan sepanjang 24 cm ini.
“Lampu penerang tidak ada. Jadi saat malam masyarakat harus lebih hati-hati,” ucapnya mengingatkan.
Yang lebih menyayat hati, masyarakat Duo Jorong penghasil Jeruk ini saat membawa hasil tani tampak kesulitan terutama ketika harus melewati Jembatan Lubuak Batu Sabalah. Mengingat, setiap minggu hampir 20 Ton produksi Jeruk Manis masyarakat Dua Jorong itu harus diangkut dengan menggunakan kenderaan roda empat.
Masyarakat Dua Jorong itu kini meminta Bupati Limapuluh Kota untuk melihat kondisi Jembatan dan Jalan yang dilalui tiap hari oleh Ribuan masyarakat. “Dan masyarakat kita kesulitan dalam membawa hasil Jeruk keluar karena setiap Minggu hampir 20 Ton produksinya. Belum lagi hasil tani lainnya seperti padi, beras, coklat dan lainnya,” sebunya.
“Kami sangat yakin bapak Khairul Apit (anggota DPRD Limapuluh Kota.Red) akan mengupayakan pembangunan Jembatan dan jalan ini, namun tentu beliau tidak bisa sendirian. Pemerintah harus hadir melihat kondisi ini dalam hal ini tentu Bupati Limapuluh Kota,” ucapnya.
Ketua Fraksi Gerindra di DPRD Kabupaten Limapuluh Kota, Khairul Apit, saat dimintai ditanya awak media terkait Jembatan Lubuak Batu Sabalah, mengaku sudah mengkosultasikan kedinas PU untuk Dana Pokir Dewan. Namun ditolak Kadis PU, dengan alasan waktu sangat pendek untuk menyelesaikan pekerjaan pada APBD Perubahan.
“Kita berharap pemda melalui APBD 2020 nanti benar-benar serius untuk menganggarkan dana untuk pembangun Jembatan itu. Dan kami berharap Bupati Irfendi Arbi segera datang untuk melihat kondisi Jembatan itu sebelum masyarakat beramai-ramai datang kekantor Bupati menyampaikan aspirasi,” sebut Khairul Apit, melalui teloin genggamnya kepada awak media.
Ditambahkan mantan Walinagari Pandam Gadang ini, saat menjabat Walinagari dirinya sudah berkali-kali melalui musrenbang mengusulkan kepada Pemerintah Daerah untuk memperbaiki Jembatan Lubuak Batang Sabalah ini. Tetapi usulan yang sudah menjadi prioritas utama ini baik di tingkat Nagari maupun kecamatan, namun hilang tidak tahu rimbanya. (Ton)