Anak-anak asal Pessel korban kerusuhan Wamena Papua
PESISIR SELATAN, TOP SUMBAR — Meskipun tidak memiliki persyaratan administrasi yang lengkap, sebagaimana lazimnya masuk sekolah baru. Anak-anak dari keluarga korban kerusuhan Wamena Papua tetap bisa bersekolah di wilayah tempat tinggal mereka masing masing.
Hal tersebut dikatakan, Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pesisir Selatan (Pessel) Suhendri pada TopSumbar.co.id, Selasa (15/10).
“Hingga saat ini sudah delapan (8) pelajar yang datang, baik langsung ke kami maupun ke sekolah dan semuanya kami akomodir,” kata Suhendri.
Disebutkan Suhendri, kedelapan pelajar tersebut mereka saat ini bersekolah di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Sutera, Sekolah Dasar Negeri (SDN) 10 Painan Timur, SMPN 1 Painan dan SMPN 1 Bayang dan SDN 37 Lubuk Gambir Kecamatan Bayang.
“Sebagaimana diketahui, Bupati Hendrajoni menginstruksikan agar pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menfasilitasi pendidikan anak anak korban kerusuhan Wamena,” ungkapnya.
Kendati demikian, katanya, berbagai dokumen yang belum lengkap akan dilengkapi secara bertahap oleh wali murid yang bersangkutan.
“Rata-rata mereka tidak memiliki surat pindah, rapor, ijazah, dan lainnya,” ungkapnya lagi.
Ia mengatakan bahwa salah satu anak dari keluarga korban Wamena yang sudah sekolah, Rafka Muhammad Agustian, diterima di kelas IV SDN 37 Lubuk Gambir Kecamatan Bayang, sejak tanggal 10 Oktober lalu.
Senada dengan itu, Kepala SDN 37 Lubuk Gambir Kecamatan Bayang Rina Melati menyebutkan juga Rafka Muhammad Agustian, sudah belajar semenjak 10 Oktober lalu.
Berdasarkan data terakhir di Bagian Pemerintahan dan Otda, hingga Selasa (15/10), jumlah perantau asal daerah setempat yang telah kembali ke kampung halamannya di Pessel telah mencapai 538 orang.
Sebanyak 243 orang di Kecamatan Ampek Nagari Bayang Utara, 162 orang di Bayang, 12 orang di IV Jurai, 12 orang di Batang Kapas, 24 orang di Sutera, dan 85 orang di Lengayang. (RD)
