PADANG, TOP SUMBAR – Pernah mendengar pepatah takkan berbuah pisang dua kali atau yang artinya takkan mungkin terulang kejadian yang sama dua kali jika diartikan secara harfiah?
Namun yang terjadi di Kampung Batang Kabung Ganting RT 03 RW 02, Kecamatan Koto Tangah ini benar-benar nyata, bukan hanya sekedar metafora atau perumpamaan semata.
Berawal dari kebun pakis (sayur paku, red), buah pisang ini tumbuh, karena permukaan tanah yang subur dan gembur. Namun yang menjadi keunikan adalah ketika setelah berbuah, buah tersebut kembali menghasilkan di batang yang sama.
“Buah di bawah itu lain bentuknya, tak seperti pisang biasanya. Buah di atas itu merupakan pisang batu, yang dibawah malah jenis pisang manis. Untuk yang di bawah ini, buahnya tak memiliki sikat, lebih terlihat seperti buah sawit,” ungkap Zainal, Selasa (03/09/2019) siang.
Zainal menyebut buah pisang itu tumbuh di pohon yang sama dengan warna yang berbeda dan berjarak.
“Saya menemukannya itu ketika menggembala kambing milik saya pada Minggu (01/09/2019) lalu. Setelah diceritakan kepada rekan dan sejumlah warga, banyak orang yang berbondong-bondong ingin melihat pisang ajaib tersebut,” ungkapnya.
Sementara itu, warga lainnya, Era menyebut karena keunikan tersebut, kawasan tempatnya yang didominasi oleh kebun tersebut untuk saat ini menjadi ramai.
“Karena yang datang bukan warga setempat saja, melainkan dari berbagai kawasan yang mendengar cerita ini. Ada salah seorang yang melihat pisang ini pada malam hari, dia mengatakan bagian pisang yang tumbuh di bawah atau jenis pisang manis akan menimbulkan cahaya di malam hari, namun belum tentu juga kebenarannya,” tuturnya.
Sambungnya, seumur hidupnya baru kali ini menyaksikan langsung dan menemukam keunikan pada buah-buahan tersebut.
Dinukil dari berbagai sumber, kemungkinan tandan buah pisang yang tumbuh di tengah batang pohon karena tumbuh cacat saat dilakukan pemupukan.
Fenomena langka itu terjadi karena ada bibit lain yang menempel, sehingga ketika sudah membesar, pisang itu keluar dari batangnya.
Namun masyarakat diminta tidak perlu mengaitkan fenomena tandan pisang yang tumbuh secara tidak wajar tersebut dengan hal yang diluar nalar atau mengarah ke mistis. (*)