DHARMASRAYA, TOP SUMBAR — Alek kebudayaan terlama di Ranah Minang Festival Pamalayu segera memasuki babak baru dengan memulai Arung Pamalayu. Arung Pamalayu adalah sebuah acara mengarungi Sungai Batanghari dengan perahu tempel hias menggunakan pakaian kebesaran adat.
Arung Pamalayu akan menempuh rute Jembatan Pamalayu Sungai Dareh (nama yang dipopulerkan) menuju dermaga Komplek Percandian Pulau Sawah sekitar 4 KM yang dapat ditempuh dalam waktu sekitar setengah jam perjalanan.
Arung Pamalayu diprediksi bakal diikuti lebih seribu ninik mamak se Kabupaten Dharmasraya. Oleh sebab itu, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Dharmasraya, Ramilus, dalam keterangannya menjelaskan pihaknya akan memfasilitasi penyediaan perahu hias sebanyak 100 buah minimal.
Selan itu, Ramilus dan tim sudah pula melakukan survai terhadap rute yang akan dilalui oleh rombongan ninik mamak berpakaian kebesaran adat dengan menumpang perahu hias. Dari hasil survai itu, Ramilus merekomendasi bahwa rute yang akan dilalui para tokoh adat Dharmasraya itu aman, meski harus tetap dalam kehati hatian. “Kita akan kawal perjalanannya,” kata Ramilus.
Acara Arung Pamalayu ini adalah untuk mengenang kebesaran Dharmasraya dalam bisnis rempah rempah yang diangkut melalui jalur sungai Batanghari. Selain itu, juga untuk memperingati kejayaan maritim nasional yang oleh Presiden Soekarno ditetapkan tanggal.23 September ini sebagai hari Maritim Nasional.
“Katanya belum pernah diperingati, nah sekarang kita yang pertama memperingatinya,” kata Ramilus. (Hms/Yanti)