PAYAKUMBUH,TOPSUMBAR—Kota Payakumbuh terdampak kabut asap yang datang dari daerah lain. Menurut aplikasi Air Visual pada Jumat (13/9), Indeks Kualitas Udara atauĀ Air Quality IndeksĀ (AQI) Kota Payakumbuh berada pada angka 152. Artinya, kualitas udara di Kota Payakumbuh dinyatakan tidak sehat.
Agar kabut asap tidak berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat, sejumlah dokter spesialis di RSUD Adnaan WD Payakumbuh memberikan sarannya. Sebagaimana dilansir blog Medianers yang ditulis Anton Wijaya, dokter spesialis paru RSUD dr Adnaan WD, dr. Oyong Putra Sp.P menyampaikan sarannya.
Menurut dokter Oyong Putra, masyarakat perlu membatasi dan melindungi dirinya sedapat mungkin terhadap kemungkinan terkena pajanan asap. “Upaya perlindungan dapat dilakukan dengan membatasi aktivitas fisik dan sedapat mungkin lebih banyak berada di dalam ruangan,” katanya.
Dokter Oyong menambahkan setiap bangunan disarankan sedapat mungkin mengatur infiltrasi atau masuknya udara dari luar, agar mereka yang berada di dalam ruangan tidak terlalu banyak menghirup udara dari luar yang telah tercemar asap.
“Selain itu, jika akan melakukan aktivitas di luar ruangan disarankan untuk memakai pelindung atau masker yang baik dan standar, yaitu masker yang mampu menyaring lebih dari 95 persen yang besar dari 0,3 mikron. Seperti, masker N95 , R95, P95. Pemakaian masker haruslah benar, rapat menempel dengan kulit muka, tidak boleh bocor sehingga udara tidak masuk disela-sela antara pinggiran masker dan kulit,” tuturnya.
“Jaga perilaku hidup sehat, tidak merokok, istirahat yang cukup, minum air putih, konsumsi buah dan sayuran, serta tidak melakukan pembakaran sampah yang tidak perlu, yang akan memperburuk kualitas udara,” ucap dr. Oyong.
Sementara itu, dokter spesialis anak di RSUD dr. Adnaan WD Kota Payakumbuh, yaitu dr. Elfitrimelly, Sp.A turut memberikan sarannya terutama terkait dampak kabut asap bagi anak-anak. “Apabila kualitas udara tidak sehat, akan membawa dampak buruk pada kesehatan anak. Terutama anak akan mengalami penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA),” ucapnya.
Dikatakan Elfitrimelly yang akrab dipanggil dokter Fit itu, terpapar kabut asap dalam jangka waktu lama juga bisa mengakibatkan pneumonia, demam, dan batuk pada anak-anak, sebab daya tahan tubuh anak masih rentan terinfeksi.
Dokter Fit menyarankan, agar orang tua membatasi anak-anak beraktifitas di luar rumah, baik pagi maupun sore, selama kabut asap masih mengotori udara, anak-anak dianjurkan banyak minum air putih dan mengonsumsi makanan bergizi, agar daya tahan tubuh anak kuat.
” Sebaiknya, anak-anak diberi masker saat keluar rumah, seperti saat berangkat sekolah. Kalau bisa batasi aktifitas anak-anak di luar rumah baik pagi maupun sore hari. Dan, tingkatkan asupan makanan bergizi serta banyak minum air putih,” ujarnya.(ton)