DHARMASRAYA, TOP SUMBAR–Wakil Bupati Dharmasraya, H. Amrizal Dt. Rajo Medan mengatakan, pemberian bantuan kepada orang-orang tidak mampu harus lebih selektif lagi. Pasalnya, Kabupaten Dharmasraya selama ini dikenal dermawan karena punya banyak program bantuan. Oleh karena itu, banyak orang sengaja datang ke Dharmasraya lalu memanfaatkan situasi untuk memperoleh bantuan sosial.
Wabup H. Amrizal Dt. Rajo Medan menyampaikan hal itu saat memberikan sambutan pada acara sunatan massal yang digelar Baznas Kabupaten Dharmasraya, di Komplek Perkantoran Pemkab Sikabau. Menurut Wabup, hendaknya bantuan sosial yang disediakan Pemkab Dharmasraya benar-benar untuk yang berhak menerima dan penduduk Dharmasraya.
“Biar bisa memenuhi rasa keadilan juga,” kata Wabup.
Dia mencontohkan, beberapa tahun lalu ada perempuan melahirkan kembar tiga di RSUD Sungai Dareh, lalu meminta bantuan Pemkab yang difasilitasi oknum tertentu. Akhirnya keluar uang pemkab Rp 75 juta. Padahal dia hanya numpang melahirkan dan bukan penduduk Dharmasraya.
“Janganlah hal seperti ini terus terjadi di tempat kita terus menerus, Ini bisa mengganggu rasa keadilan warga.
Tapi kalau memang nyata butuh bantuan dan dia warga Dharmasraya, kasih dia bantuan,” tegas politisi Partai Hanura ini.
Senada dengan itu, Kepala Dinas SosP3APPKB, Bobby Perdana Riza, S.STP., M.Si mengatakan, apa yang disebut Wabup H. Amrizal Dt. Rajo Medan memang benar. Kasus seperti yang dialami oleh Rusli, 74 tahun warga Sikabau, itu ternyata anak-anaknya semuanya tergolong orang mampu. Dalam kondisi seperi itu, apakah Rusli masih layak menerima bantuan, sementara masih ada pihak lain yang miskin, sebatang kara yang membutuhkan bantuan.
Oleh karena itu, Bobby sepakat, bahwa pemberian bantuan sosial harus lebih selektif. Hal senada juga dikemukakan oleh anggota Baznas Ridwan Syarif, S.Ag.
“Seperti kasus Rusli, sudah lama saya tahu dan sudah lama saya tawari program, namun ya begitu begitu saja. Kalau dari kacamata Baznas, ya kurang layak saja dibantu. Karena anak-anaknya semua mampu secara ekonomi,” kata Ridwan.
Eksploitasi warga miskin oleh kalangan tertentu memang tengah marak. Dengan mendramatisir situasi, pihak-pihak tertentu membangun rasa simpati.
Kondisi ini dimanfaatkan untuk keperluan profesi, keperluan ekonomi dan juga keperluan popularitas pihak-pihak tertentu. Apalagi tahun ini akan mulai bergulir peristiwa politikima tahunan. (Yanti/Hms)