PESISIR SELATAN, TOP SUMBAR — Kinerja Bupati Pesisir Selatan Hendrajoni dalam pembangunan daerah yang dipimpinnya patut diapresiasi. Dalam tiga tahun masa jabatannya sebagai Bupati Pesisir Selatan sebanyak 3.546 unit Rumah Tak Layak Huni (RTLH) berhasil dibangun menjadi rumah yang layak huni.
Saat mulai menjabat total RTLH di Pesisir Selatan mencapai 6387, dalam rentang waktu tiga tahun Bupati berkumis tebal ini berhasil merehab 3546 unit. Kini sisanya masih diupayakan sebanyak 2842 unit.
Bupati yang suka bicara apa adanya ini ingin diakhir masa jabatannya periode I (pertama) yang akan berakhir pada bulan September 2020, sisa RTLH yang belum tersentuh itu dapat dituntaskan.
Dia optimis keinginannya itu bisa direalisir, soalnya dia tidak sendiri. Ada istrinya yang gigih memperjuangkan progam bedah rumah tanpa memanfaatkan dana APBD Pesisir Selatan itu.
“Saya membangun Persisir Salatan tidak dapat hanya fokus mengandalkan dana APBD. APBD kita kecil karenanya diarahkan untuk membangun proyek-proyek yang benar-benar dibutuhkan masyarakat,” ujar Hendrajoni.
Istrinya Lisda Hendrajoni, sejak suami mencetuskan program Bedah Rumah di Pesisir Selatan mencoba menggalang dana, baik kepada para donatur di dalam dan di luar (perantau) Pesisir Selatan, berkat pergaulan yang cukup luas, mantan pramugari Garuda ini berhasil membawa sebuah yayasan di Kanada untuk membantu melakukan Bedah Rumah di negeri sejuta pesona ini.
Puluhan rumah sudah direhab oleh yayasan dari Kanada itu, bahkan yayasan tersebut juga memberikan bantuan modal kepada pemilik rumah yang dibantu.
Apalagi untuk ke depan, Lisda Hendrajoni duduk sebagai anggota DPR-RI dari partai Nasdem, dia pasti akan berupaya keras untuk manjuluak buah pembangunan ini agar bisa dikirim ke daerah pemilihannya Sumbar.
Ambo Urang Bansek
“Apa yang melatarbelakangi pak bupati, muncul ide melaksanakan Bedah Rumah tanpa APBD? ”
“Ambo urang bansek, meskipun amak dulu beliau guru, ayah petani. Kami banyak baradiak kakak, jadi kehidupan tak beruntung itu sudah ambo rasakan dulu,” kata Hendrajoni menceritakan masa kecilnya.
Beberapa hari setelah jadi bupati, satu kali saya pernah numpang buang air kecil di salah satu rumah penduduk. Saya melihat rumah warga itu dindingnya terbuat dari tadiah (bambu anyaman) yang bolong-bolong, begitu juga atap terbuat dari RUMBIA, bocor-bocor. Dinding tadiah, atap bocor, lantai tanah. Sungguh membuat hati saya miris. Dari sinilah, saya mulai berfikir untuk melaksanakan program Bedah Rumah RTLH ini,” kata Hendrajoni bercerita.
“Alhamdulillah inilah hasilnya sekarang, ternyata jika ada mimpi lalu baca Basmilah, insya Allah mimpi itu akan menjadi kenyataan,” tuturnya.
Karena hasilnya nampak, sehingga ketika program ini dibawa ke pusat pak menteri PUPR, merespon dengan baik. Pada tahun 2019 ini Rp17, 5 Milyar dana pusat digelontorkan untuk membedah 1000 rumah RTLH, 800 unit di kecamatan Tarusan dan 200 unit lagi akan didistribusikan untuk kecamatan lain yang semuanya membutuhkan.
Kata Bupati Hendrajoni tekadnya pada akhir tahun 2020 semua RTLH selesai direhab Sebagai bupati, katanya, dirinya bertekad dan akan terus berjuang agar semua masyarakat Pesisir Selatan, memiliki rumah layak huni.
“Saya akan terus berjuang kepada pemerintah pusat, agar semua rumah tidak layak huni dapat dituntaskan,” kata optimis.
Sementara itu, Kepala Dinas Perkimtan Mukhridal, menjelaskan, sebanyak 3546 rumah yang telah dilakukan rehab semenjak tahun 2017, sampai tahun 2019 dengan rincian sebagai berikut, tahun 2017 rehab rumah sebanyak 158, tahun 2018 dilakukan rehab pada 2000 buah rumah dan tahun 2019 merehab rumah 1388 rumah.
Dengan memanfaatkan segala potensi yang ada Kadis Perkimtan, Mukhridal, optimis target menuntaskan seluruh RTLH pada tahun 2020 akan terujud. (RD)