Sumatera Barat dikenal sebagai penghasil komoditas pertanian yang cukup kaya, diantaranya yang telah menjadi kebanggaan Sumbar adalah padi, manggis, kopi, bawang merah yang telah mendunia. Tahun ini juga menyusul bungkil kelapa sawit sebagai salah satu komoditas unggulan ekspor. Belum lama ini, 10 ribu ton bungkil sawit senilai Rp12,24 Miliar dikirim ke berbagai belahan dunia.
Bungkil sawit merupakan olahan dari inti sawit yang biasa digunakan untuk pakan ternak. Selain ke Selandia Baru, bungkil sawit juga biasa diekspor ke Vietnam, Italia, Filipina, Afrika Selatan, Singapura, Belanda, China, Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Arab Saudi.
Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian, Ali Jamil mengatakan, komoditas Bungkil Sawit yang diekspor ke New Zealand ini merupakan komoditas volume ekspor lima terbesar penyumbang devisa negara sektor non migas di Sumatera Barat.
“Alhamdulillah, hari ini akan kita saksikan pelepasan ekspor komoditas pertanian yang akan mengirim Bungkil Sawit 10.000 Ton Bungkil Sawit ke New Zealand senilai 12,24 miliar,” ungkap Ali Jamil Pelabuhan Teluk Bayur, Padang, Sumatera Barat (06/03/2019) lalu.
“Kami sudah pastikan 10 ribu ton bungkil sawit ini melewati proses pemeriksaan karantina dan mendapatkan phytosanitary certificate sebagai persyaratan negara tujuan ekspor,” tambahnya.
Menurutnya, pada pada 2018, ekspor bungkil sawit mencapai Rp301 Miliar. Pada awal 2019, Karantina Pertanian Padang telah menerbitkan sertifikat kesehatan atau phytosanitary certificate (PC) terhadap 23 jenis komoditas dengan total Rp356,67 Miliar, dengan rincian pada Januari nilai ekspor Rp200,47 Miliar dan Februari dengan nilai Rp156,20 Miliar.
Disamping komoditas ekspor Kelapa Sawit dan Karet, sebutnya, ternyata Jengkol dan Petai juga telah diekspor ke Arab Saudi dan negara tujuan lainnya. Begitu juga Jeruk Nipis juga diekspor ke Belanda dan Perancis
Ali Jamil menambahkan, sesuai dengan program Kementerian Pertanian untuk melakukan akselarasi eksportasi seluruh komoditas pertanian atau komoditas non migas, tentu disikapi bagaimana kita mengakselerasi ini supaya devisa negara meningkat terutama terhadap neraca perdagangan.
Kepala Karantina Pertanian Padang Joni Anwar menyampaikan, bersamaan dengan ekspor bungkil sawit tersebut, enam komoditas lainnya juga diekspor dengan total nilai Rp59,387 Miliar, di antaranya 32 ribu ton cangkang sawit (PKS) tujuan Korea Selatan.
Karantina Pertanian Padang melakukan program akselerasi ekspor dengan menggelar program Agro Gemilang 2019. Program tersebut berupa bimbingan teknis untuk percepatan pelayanan karantina, baik produk hewan dan tumbuhan, kepada generasi milenial maupun para eksportir. Layanan itu dapat dilakukan di pelabuhan, di gudang pemilik, maupun di rumah kemas. Program itu diharapkan dapat mendorong terciptanya layanan cepat, ekspor meningkat, dan rakyat sejahtera. ***