DHARMASRAYA, TOP SUMBAR–Korban sakit massal diduga keracunan bertambah menjadi 62 orang. Dari jumlah tersebut, 30 orang sudah diizinkan pulang dan rawat jalan 30 masih dirawat di RSUD Sungai Dareh, dan dua orang meninggal dunia. Dari keseluruhan korban sakit massal diduga keracunan itu, lima di antaranya anak-anak dan malam ini masih menempati bangsal anak di rumah sakit pelat merah.
Untuk meringankan beban derita warga yang terkena sakit massal diduga keracunan itu, Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan mengambil kebijakan untuk menggratiskan seluruh biaya rumah sakit dan fasilitas kesehatan milik Pemkab kepada mereka yang menjadi korban sakit massal diduga keracunan.
“Jangan dipikirkan biaya ya mak ya. Saya sudah pesan kepada Direktur RSUD supaya menggratiskan semua biaya perawatan bagi yang terkena korban sakit massal ini,” kata Bupati Sutan Riska saat meninjau korban sakit massal diduga keracunan di RSUD Sungai Dareh, Sabtu (10/08/2019) bakda isya. Bupati bersama Kapolres AKBP H. Imran Amir, Sekda H. Adlisman, Asisten I Yusuf, SH., Kabag Kesra Syafruddin, Kabag Humas Budi Waluyo, Kapolsek Pulau Punjung dan Kapolsek Sitiung kembali menjenguk korban di rumah sakit.
Kepada Direktur RSUD Sungai Dareh, Bupati Sutan Riska menginstruksikan agar memberikan layanan terbaik, memberikan obat terbaik bagi pasien korban sakit massal diduga keracunan. Direktur RSUD Sungai Dareh berjanji akan melaksanakan semua instruksi bupati. “Kami siap melaksanakan tugas dengan sebaik mungkin,” kata Drg. Chusnul Chotimah, Direktur RSUD Sungai Dareh didampingi Dr. Milana Gagar, Kabid Pelayanan rumah sakit itu.
Sakit massal yang diduga keracunan itu disinyalir bermula dari acara Yasinan di rumah salah seorang warga, Jorong Koto Tuo, Nagari Siguntur, Kecamatan Sitiung pada Kamis (08/08/2019). Saat itu sekira bakda Isha, sekitar 59 orang hadir dalam acara yasinan. Seperti biasa, tuan rumah menjamu peserta yasinan dengan makanan ringan berupa lontong sayur. Malah anggota yasinan yang tidak hadir diantarkan juga lontong ke rumahnya.
Sampai Jumat pagi, para anggota yasinan mulai merasakan keganjilan dalam kesehatan badannya. Namun mulai Sabtu dinihari, para anggota yasinan mulai merasakan gejala tidak enak badan. “Badan saya pusing, panas dan perut mual,” kata Eli Wati 55 tahun, salah seorang korban. (Yanti/Hms)