DHARMASRAYA, TOP SUMBAR–Investasi bagi sebagian orang masih dihantui oleh persepsi bahwa masuknya investasi ke suatu daerah identik dengan penjualan sumberdaya dan kekayaan daerah itu. Belakangan, persepsi seperti itu menjadikan para investor enggan menanamkan modalnya untuk menggarap sumberdaya yang dimiliki suatu daerah. Walhasil, kekayaan sumberdaya alam yang dimiliki suatu daerah belum bisa dinikmati dan dirasakan keberadaannya.
Hal itu diakui oleh Kepala Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Kabupaten Dharmasraya Purwanto, S.Pd. M.Pd. Menurutnya, persepsi investasi yang selalu diartikan negatif, menyebabkan banyak investor yang enggan menanamkan modalnya ke Kabupaten Dharmasraya. Padahal, Kabupaten berjuluk Ranah Cati Nan Tigo ini masih sangat membutuhkan investasi.
Purwanto mencontohkan, Kabupaten Dharmasraya memiliki setidaknya empat pabrik CPO yang menghasilkan minyak kelapa sawit mentah. Ketersediaan minyak sawit mentah ini menjadi peluang bagi pengembangan industri lanjutannya, seperi industri kosmetik, industri minyak goreng, industri mentega dan masih banyak lagi turunan minyak kelapa sawit bisa diusahakan menjadi sebuah industri hilir dari minyak sawit. Selain itu, Kabupaten Dharmasraya juga memiliki potensi pengembangan industri lanjutan pengolahan karet. “Pabrik sepon, peralatan kendaraan dan lain sebagainya, sangat bagus dikembangkan di Dharmasraya karena tersedia bahan baku yang memadai, yaitu karet alam yang dihasilkan oleh Kabupaten Dharmasraya.
Dia menjelaskan, untuk mengembangkan pabrik pabrik pengolahan lanjutan minyak sawit dan karet alam, dibutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana pembangunan industri dimaksud diharapkan datang melalui investor investo handal. Para investor handal bisa masuk ke Kabupaten Dharmasraya butuh lahan, jaminan keamanan, tenaga kerja dan juga infrastruktur. “Nah ini membutuhkan dukungan masyarakat untuk lahan, tenaga kerja, pembuangan limbah dan lain sebagainya. Karena itu perlu persepsi positif masyarakat terhadap investasi,” kata Purwanto. (Yanti/Hms)