DHARMASRAYA, TOP SUMBAR–Tanggal 26-07-2018 lalu, genap satu tahun Imam Mahfuri dikukuhkan selaku Camat Asam Jujuhan. Meskin pada hakikatnya bekas PNS BKKBN itu telah memimpin Pemerintahan Kecamatan terluar Kabupaten Dharmasraya tersebut sejak 30 Desember 2016, secara dejure bapak tiga orang anak itu baru menjadi pengendali utama sejak Bupati Sutan Riska menyematkan lencana tanda jabatan berlogo garuda di seragam Imam Mahfuri.
Menjadi pengendali pemerintahan di daerah paling luar, sekaligus daerah paling minim infrastruktur tentu menjadi tantangan bagi Imam Mahfuri.
Ditengah belum sempurnanya tata kelola birokrasi, Ia dihadapkan pula dengan berbagai persoalan. Hal paling mendasar adalah kebutuhan infrastruktur terutama jalan, dimana dari sekitar 75 Km kebutuhan jalan hitam belum dapat direalisasikan separonya. Bahkan saat awal pertama bertugas di Asam Jujuhan, jalan permanen itu belum sampai di halaman kantor Camat sendiri.
“Logikanya bagaimana mungkin mewujudkan pelayanan optimal, jika PNS sendiri sulit menjangkau Kantor Camat”, begitu kata Imam kala itu.
Di samping itu, keberadaan sejumlah perusahaan besar di daerah itu tentu mendatangkan dampak positif, namun disisi lain ternyata mendatangkan persoalan agraria antara perusahaan dengan masyarakat adat setempat. Hal ini jika tidak dikelola dengan baik, dikhawatirkan akan menimbulkan konflik horizontal. Persoalan ini hampir terjadi setiap tahun.
Kompleksitas permasalahan Kecamatan Asam Jujuhan tidak hanya sampai di situ. Sebagai wilayah yang berbatas langsung dengan Provinsi Jambi, Asam Jujuhan juga dihadapkan dengan persoalan tapal batas. Dia harus mampu mengkonsolidasi tokoh-tokoh masyarakat setempat untuk menghadapi klaim Provinsi tetangga atas ratusan hektar wilayah Kabupaten Dharmasraya dan Provinsi Sumatera Barat.
Bahkan tidak hanya persoalan-persoalan mendasar semacam itu, Imam juga diserahi “tugas tambahan” sebagai pembina PNS-PNS yang diduga bermasalah. “Komplitlah pokoknya”, ungkap Imam.
Harus diakui meski jauh dari sempurna, upaya Imam dalam mengurai seluruh persoalan itu berlahan mulai tampak. Sejalan dengan komitmen politik Bupati Sutan Riska dan Wabup H. Amrizal Dt Rajo Medan, Membangun Dari Pinggir, infrastruktur jalan aspal sudah hampir menjangkau seluruh nagari. Jalan ke Kantor Camat yang dulunya berlumpur, kini sudah mulus.
Bahkan Nagari Lubuk Besar yang dahulunya selalu merasa dianaktirikan, pada tahun ini akan merasakan mulusnya berkendara di jalan aspal, dengan dimulainya pekerjaan peningkatan kualitas jalan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
“Insya Allah, kalau jalan antar nagari sudah selesai, maka PR kita selanjutnya menghubungkan Kecamatan Asam Jujuhan dengan Kecamatan Koto Besar, jika itu sudah juga selesai maka tak ada lagi hambatan akses keluar masuk”, jelas Imam.
Selain upaya penuntasan infrastruktur jalan, atas koordinasi yang baik dengan Dinas Kominfo, Kecamatan Asam Jujuhan juga sudah hampir terbebas dari area blank spot. Selama dua tahun terakhir telah berdiri dua menara telekominkasi di wilayah bukit Sembilan dan Nagari Alahan Nan Tigo. Pada tahun ini direncanakan di Nagari Sinamar. Dengan demikian tidak ada lagi wilayah pemukiman yang tidak dapat menangkap signal telepon genggam.
Disektor birokrasi Imam juga terus melakukan perbaikan. Pelayanan di Kantor Camat diupayakan berjalan setidaknya sama dengan Kecamatan lain yang sudah maju. Oleh karena itu, meski secara fisik Camat sedang menjalankan tugas di luar kantor, namun fungsi Camat dapat dijalankan staf lain yang dilimpahkan sebagian kewenangannya. Dengan demikian tidak ada pelayanan yang tertunda lebih dari 1 x 24 jam.
“Kesemua itu kami lakukan sebagai upaya mensejajarkan Asam Jujuhan dengan Kecamatan lain di luar sana”, terang Imam.
Upaya mantan Walinagari Koto Gadang Kecamatan Koto Besar ini sejalan pula dengan dukungan sang Isteri, Ny Ayu Imam Mahfuri. Perempuan kelahiran Piruko Kecamatan Sitiung ini tidak pula mau berdiam diri di rumah. Ia aktif menggerakkan potensi ibu-ibu di sana. Tak ada satupun kegiatan Tim Penggerak PKK Kabupaten Dharmasraya yang Ia lewatkan. Bahkan partisipasi PKK Asam Jujuhan di setiap kegiatan mendapat pujian dari Ketua TP PKK Kabupaten. Ny Dewi Sutan Riska mengaku TP PKK Asam Jujuhan yang dahulunya cendrung pasif, saat ini mulai bergerak aktif ke arah yang lebih baik.
Perjalanan tugas Imam Mahfuri di Asam Jujuhan tentu tidak terlepas dari dukungan sejumlah pihak, terutama seluruh Walinagari dan tokoh-tokoh masyarakat setempat.
“Saya selaku Walinagari mendukung Pak Imam selaku Camat Asam Jujuhan, yang sejauh ini kami anggap baik dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya”, ungkap Muslim, Walinagari Sungai Limau.
Dukungan Walinagari senior itu tersebut bukan tanpa alasan. Muslim mengaku, pendekatan kekeluargaan Imam dalam menjalankan roda pemerintahan membuat Ia dan rekan sejawat cukup nyaman bekerjasama dalam memajukan Asam Jujuhan.
“Barangkali karena beliau juga mantan Walinagari, jadi cukup paham dengan persoalan pemerintahan di tingkat nagari”, terang Muslim. (Yanti/Hms)