Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPHP), Chandra yang mewakili Gubernur Sumbar mencanangkan gerakan tanam perdana tumpang sari jagung dan kedele, di Kecamatan Ampek Nagari, Kabupaten Agam, beberapa wakyu yang lalu. Kegiatan ini dihadiri Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Edi Purnawan, Bupati Agam diwakili Asisten II Sekab Agam, Jetson, Forkopimda, Camat Ampek Nagari, Roza Syafdefianti dan lainnya.
Pada kesempatan itu, Chandra menyebutkan, bahwa tumpang sari jagung kedele ini satu-satunya di Sumbar saat ini Agam dipilih karena termasuk besar pelaksanaan penanamannya dengan alokasi lahan 250 hektare. “Kita berharap masyarakat juga ikut lakukan tanam tumpang sari ini, disamping jagung juga bisa ditanam kedele, satu kali panen dapat memanen dua komoditi,” ujarnya.
Disebutkan, kegiatan ini awal dari awal 2018 dengan target lahan 250 hektar, sedangkan 2019 target 7 ribu hektar, mudah-mudahan sebagian lokasi di Agam dapat mencapai target tersebut. Bagi daerah yang mendapat alokasi program tumpang sari ini diminta agar melaksanakanya sebaik mungin dan terus mengembangkan sesuai kondisi dilapangan.
“Dengan demikian, kita berharap Agam menjadi tempat belajar bagi petani atau daerah lain dalam pelaksanaan tumpang sari jagung kedele ini,” sebutnya. Kesempatan yang sama, Kementerian Pertanian melalui Direktur Tanaman Pangan, Edi Purnawan menyerahkan bantuan bibit jagung, kedele, alsintan pra panen dan pasca panen pada kelompok tani Harapan Multi Bersama tersebut.”Dengan bantuan ini petani bisa dengan mudah bekerja, diharapkan kedepan Agam menjadi sentra jagung dan kedele di Sumatera Barat,” ujarnya.
Bupati Agam, melalui Aissten II Sekab Agam, Jetson mengaku bersyukur Agam satu-satunya yang mendapat program ini di Sumbar, pengembangannya seluas 250 hektar dengan kelompok tani pelaksana 18 kelompok. “Luas lahan itu tersebar ditiga kecamatan, yaitu Kecamatan Lubuk Basung 70 hektar, Ampek Nagari 130 hektar dan Palembayan 50 hektar,” ujarnya.
Menurutnya, program ini dapat memicu peningkatan produksi jagung dan kedele di Agam. Jetson menjelaskan, luas tanam jagung di Agam pada 2017 seluas 15.845 hektar, dengan produksi 111.739 ton, ketiga kecamatan yang dialokasikan untuk program ini menyumbang 76 persen dari produksi jagung di Agam. Sedangkan kedele baru melaksanakan pengembangan sejak 2018, sehingga inilah yang mendorong petani ingin mencoba mengembangkan tanaman kedele. “Dengan adanya program tumpang sari jagung kedele ini merupakan sebuah inovasi terbaru bagi petani,” sebutnya.
Di samping itu, Jetson mengucapkan terima kasih baik pada pemrov maupun pusat terkait bantuan yang diberikan, diharapkan kedepan dapat lebih meningkatnya produksi jagung dan kedele di Agam. Dinas Pertanian Kabupaten Agam mencatat, produksi jagung di Kabupaten Agam pada tahun 2018 sebanyak 114.730 ton dari luas panen 117 ribu hektare lebih.
Di tempat terpisah Kepala Dinas Pertanian Agam, Isman Imran, beberapa waktu lalu menuturkan, saat ini, produksi jagung di Kabupaten Agam rata-rata 7,1 ton per hektare, dan besar kemungkinan produksi nya akan terus bertambah.“Di Kabupaten Agam jagung saat ini merupakan komoditi primadona. Petani pun banyak yang mengalihkan usaha taninya ke jagung, karena disamping kerjanya yang lebih ringan, produksinya pun cukup menjanjikan,” sebutnya.
Saat ini sambung Isman Imran, sedang dilaksanakan penanaman 250 hektare tupang sari jagung, dan dilain itu juga ada kedelai, di tiga Kecamatan, yakni Kecamatan Lubuk Basung, Ampek Nagari, dan Kecamatan Palembayan, yang penanaman perdananya waktu itu dilaksanakan oleh Dirjen PSP Kementerian Pertanian.“Untuk komoditi jagung ini, pihak Dinas Pertanian Agam menargetkan pada tahun 2020, Kabupaten Agam bisa melebihi produksi jagung di Pasaman Barat, yang saat ini menjadi produsen jagung terbesar di Provinsi Sumatera Barat,” ulasnya.Isman Imran menambahkan, untuk mencapai target produksi itu, Dinas Pertanian komit memaksimalkan program-program pendukung, yang juga merupakan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan petani. (***)