Memajukan dan meningkat hasil pertanian di Provinsi Sumatera Barat adalah upaya yang tengah dilakukan oleh pemerintah provinsi melalui Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sumatera Barat. Pemerintah provinsi melalui dinas terkait terus melakukan terobosan-terobosan seperti pengembangan petanian berbasis kawasan komoditi unggulan seperti padi, jagung, kopi, gambir, dan manggis yang nilai jualnya cukup tinggi.
Sumbar adalah propinsi yang sebagian besar kehidupan masyarakatnya bergantung pada pertanian, untuk itu dibutuhkan komoditi-komoditi unggulan yang harus dikembangkan untuk mengangkat perekonomian masyarakat. Ini adalah salah satu upaya untuk membantu para petani terutama dalam meningkatkan hasil produksi pertanian dan mempunyai nilai jual tinggi yang dapat mensejahterakan para petani.
Selain itu Pemprov Sumbar juga telah melakukan berbagai penelitian dan pelatihan kepada para penyuluh pertanian dan petani di Sumbar, dengan menggelontorkan anggaran untuk meningkatan hasil produksi khusus komoditi unggulan tersebut. Khusus untuk beberapa komoditas unggulan, perlu didorong dalam berbagai hal termasuk dalam pengembangan.
Selain itu juga diperlukan zonasi komoditas agar saat panen raya tidak terjadi harga anjlok yang akhirnya merugikan petani. Karena hal ini sering terjadi dibeberapa daerah dan ini harus jadi perhatian khusus terhadap nasib para petani.
“Pengembangan itu perlu dilakukan zonasi demi menjaga stabilitas harga komoditas. Jika tidak, maka yang terjadi saat panen raya harga akan jatuh. Misalnya saja bawang merah di Alahan Panjang, saat semua wilayah ditanami bawang maka saat panen raya harga akan jatuh,” ungkap Candra, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sumatera Barat, Senin (18/02/2019).
Zonasi komoditas merupakan salah satu hal yang penting dalam memasarkan hasil pertanian komoditi unggulan. Beberapa komoditas yang dipandang perlu untuk dikembangkan antara lain jagung, manggis, merica, coklat, gambir dan kopi. Hasil pertanian komoditi unggulan harus dikembangkan termasuk memasarkannya. Dengan pengembangan bidang pertanian komoditi unggulan ini dapat mendongkrak dan membantu kesejahteraan hidup petani di Sumbar.
Selain padi dan jagung, sekarang kami berupaya mengembangkan buah manggis yang nilai jualnya cukup tinggi. Kulitnya yang hitam dan rasanya yang manis serta memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Buah manggis ini menjadi perhatian bagi Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan untuk dimasukkan dalam daftar komoditi unggulan, tambah Candra.
“Saat ini harga buah manggis sedang naik daun dan banyak digemari oleh mancanegara khususnya Eropa. Selain rasanya manis, kulitnya pun sangat bermafaat sebagai anti alergi dan anti inflamasi, menurunkan kadar gula darah, untuk obat jerawat, termasuk mencegah penyakit jantung,” katanya.
Selain manggis, ada juga komoditi unggulan lainnya seperti coklat, kopi dan jagung yang tersebar dibeberapa wilayah di Provinsi Sumbar. Seperti coklat di Kabupaten Padang Pariaman, jagung di Kabupaten Pasaman Barat, Agam dan Pesisir Selatan. Dengan kawasan tersebut, komoditi unggulan akan terarah dalam melakukan pemasaranya.
Dengan adanya komoditi unggulan ini, Pemprov Sumbar terus melakukan pelatihan serta penyuluhan kepada para petani disentra penghasil komoditi unggulan. Dan Pemrov Sumbar juga akan menentukan kawasan unggulan pertanian sehingga dalam memasarkan hasil produksi komoditi harga sesuai dengan pasar, sehingga dapat mendukung usaha pertanian dan kesejahteraan petani pun terjamin. (***)