Rendang adalah makanan khas dari Sumatera Barat, kata rendang telah melekat oleh setiap orang, orang langsung berfikir bahwa rendang adalah masakan khas orang Minangkabau. Tidak hanya di Indonesia, di luar negeri pun rendang telah dikenal sebagai makanan terenak. Salah satu daerah penghasil rendang di Minangkabau yaitu Payakumbuh.
Payakumbuh the city of rendang (Payakumbuh, Kota Randang-red) akan ditetapkan sebagai city branding kota Payakumbuh. Alasan Payakumbuh membranding kotanya sebagai “the city of rendang” karena Pemerintah Kota Payakumbuh ingin membuat rendang dikenal lebih luas dan mendunia.
Usaha Pemerintah Kota Payakumbuh mengenalkan rendang sungguh luar biasa. Itu dibuktikan dengan akan dibangunnya school of rendang. Siswa yang telah lulus dari sekolah ini akan diberikan sertifikat dengan syarat bisa memasak rendang dengan enak.
Selain itu juga akan diterbitkan buku mengenai rendang, mulai dari awal rendang tercipta sampai saat sekarang ini, dan buku ini akan dicetak dalam beberapa bahasa.
Wali Kota Payakumbuh Erwin Yunas memaparkan, buku mengenai rendang ini akan kita cetak dalam beberapa bahasa dan dibagikan ke seluruh kedutaan dunia, agar rendang dapat dikenal lebih jauh ke penjuru negeri, katanya.
Kota Payakumbuh telah berinovasi dengan menciptakan rendang kemasan, agar rendang mudah dibawa dan dapat dijadikan oleh-oleh. Selain itu Payakumbuh akan membuat central industry (rumah industri rendang), disana nantinya pengunjung dapat melihat langsung bagaimana cara pembuatan rendang dan pengunjung juga dapat mencoba langsung bagaimana pembuatan rendang. Dibuat dengan teknologi modern, yaitu teknologi retouch. Sehingga makanan yang telah diolah terbebas dari bakteri.
Sebelumnya di Payakumbuh juga telah didirikan Kampung Rendang. Memproduksi puluhan varian rendang yang menarik, sehingga bisa dikembangkan menjadi kekayaan kuliner daerah. Hingga saat ini, ada 30 varian rendang dengan berbagai macam bahan, antara lain, rendang telur, daging sapi, suir daging, paru, ayam, suir ayam, ubi, suir itik, jamur basah, jamur kering, jamur kriuk, jengkol, jantung pisang, dan daun singkong.
Varian lainnya adalah rendang belut, ikan tuna, daun-daun, pare, pakis/ paku, lokan, cubadak, daging tumbuk, paru basah, jamur kurma, jagung, ikan lele, ikan nila, ikan gabus/ haruan, maco, dan udang.
Namun belum seluruh jenis rendang itu tersedia dalam satu waktu di Kampung Rendang. Karena ada beberapa pembuat yang tidak rutin dan konsisten memproduksi, sehingga terkesan eksperimental.
Dari 30 varian tersebut, ada delapan jenis yang paling banyak diminati pembeli. Ke-8 varian itu adalah rendang daging sapi, telur, paru, tumbuak daging, suir (ayam dan daging sapi), jamur, dan belut. (***)
Penulis: Fadhilah Tamami (Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Andalas)
Editor: Siti Rahmadani Hanifah