Wagub Sumbar Nasrul Abit saat melakukan kunjungan ke lokasi bencana banjir di Pasbar
PASAMAN BARAT, TOP SUMBAR — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Barat turut berduka atas bencana banjir bandang, longsor, abrasi dibeberapa daerah di daerah ini. Bencana tersebut menelan 6 orang korban jiwa dan dan ratusan rumah terendam air dengan kedalaman hingga satu meter yang berdampak pada kehidupan masyarakat yang prihatin dan terisolir.
Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit pun melakukan kunjungan ke lokasi bencana banjir bandang Jorong Lubuk Gobing Kecamatan Ranah Batahan, Pasaman Barat (Pasbar), Sabtu (20/10). Ikut mendampingi Wakil Gubernur Sumatera Barat, Bupati Pasbar Syahiran, Wakil Bupati Pasbar Yulianto, Kalaksa BPDB Sumatera Barat, Erman Rahman, Kadis PU Tarkim, Kadis PSDA, Kadis Sosial serta beberapa OPD di Kabupaten Pasbar.
Pada kesempatan itu Nasrul Abit mengatakan, beberapa daerah telah berakhir keadaan tangap daruratnya, sementara Pasbar menambah masa tanggap darurat karena masih ada daerah yang belum terjangkau bantuan karena akses jalan putus, dan beberapa nagari menjadi terisolir. Untuk jembatan gantung Sungai Batahan Gobing yang putus dan rusak dalam waktu satu minggu ke depan akan dilakukan pembangunan kembali. Agar akses masyarakat dapat berjalan normal kembali, terutama anak-anak Lubuak Gobing dapat bersekolah kembali.
“Karena jika dibiarkan dengan pengunaan alat penyeberangan “Ketek”, jika tidak hati-hati akan membawa petaka pula, bisa oleng tak seimbang dan pakaian basah. Agar masyarakat berhati-hati juga dengan alat penyebrangan ketek ini. Saat ini Gubernur Sumbar menyerahkan bantuan dana sebesar Rp300 juta dan 9 ton beras bagi masyarakat dampak bencana banjir bandang Pasaman Barat,” ungkapnya.
Dengan dana 300 juta ini, ia berharap, dapat segera memperbaiki jembatan Lubuak Gobing dan kegiatan penanggulangan bencana di Pasaman Barat lainnya. Dan berharap, beras 9 ton ini segera disampaikan kepada masyarakat korban dampak bencana, sehingga tidak ada yang kekurangan pangan pasca bencana ini.
“Bagaimana penanggulangan bencana mesti dilakukan semua pihak, dengan keikutan peran serta masyarakat, sehingga percepatan penanggulangan bencana pasca bencana dapat segera diatasi dengan baik,” ujarnya.
Disebutkan Nasrul Abit, penanggulangan bencana merupakan tanggungjawab bersama, pemerintah, BUMN, TNI, Polri, elemen masyarakat dan peran serta masyarakat baik dilokasi bencana maunpun dari masyarakat nagari yang berdekatan. Kebersamaan ini tentu akan menjadi kekuatan dan spirit dalam percepatan penanggulangan bencana serta memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
Bupati Syahiran dalam kesempatan itu menyampaikan, dampak bencana banjir bandang beberapa waktu lalu, masih ada daerah yang belum tersentuh bantuan karena jalan putus dan daerah terisolir. “Kita sesuai arahan pemprov.Sumbar, akan secepat melakukan percepatan penanggulangan bencana dan satu minggu ini secapatnya juga melakukan rehabilitas daerah yang terdampak bencana alam ini,” katanya.
Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Pasaman Barat mengucapkan terima kasih dan apresiasi terhadap kepedulian semua pihak yang telah memberikan bantuan, sumbangan untuk penanggulangan bencana alam di Pasaman Barat. “Semoga ini memberikan kebaikan kita bersama dalam memajukan pembangunan daerah,” ungkapnya.
Berdasarkan laporan situasi tanggap darurat PMI Pasaman Barat, di Kecamatan Talamau, Sasak Ranah Pasisia, Pasaman, Gunuang Tuleh, Koto Balingka, dan Ranah Batahan, bencana terjadi pada Kamis-Jumat, 11-12 Oktober 2018 sekitar pukul 19.30 WIB.
Curah hujan deras yang mengguyur dua hari ini beberapa wilayah di Kabupaten Pasaman Barat menyebabkan banjir dan longsor di sekitar beberapa kecamatan di Pasbar. Sampai saat ini masih di guyur hujan dengan identitas sedang. Pemerintah Pasaman Barat melakukan panggab darurat selama tujuh hari dan memperpanjangnya. (Syafri)