Gubernur Sumbar Irwan Prayitno saat memimpin Rapat Innovative Goverment Award
PADANG, TOP SUMBAR — Seluruh pejabat di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Barat harus senantiasa berpikir inovatif dan di luar praktik yang lazim dilakukan (out-of-the-box) dalam pelayanan kepada publik dan pengelolaan pemerintahan sehari-hari. Cara pikir ini harus pula terus diaplikasikan, berkesinambungan dan berketerusan.
Ini salah satu poin utama yang ditekankan Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno kepada Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemprov Sumatera Barat, saat memimpin Rapat Innovative Goverment Award di Ruang Pertemuan Kantor Gubernur Sumatera Barat, Rabu (3/10).
“Jangan tiap hari masuk ruangan, terus tandatangan disposisi, terus rapat, lalu jam 4 pulang. Itu namanya business-as-usual. Jangan business-as-usual. Berinovasi. Agar hari ini lebih baik dari kemarin. Supaya besok lebih baik dari hari ini. Berketerusan. Berkesinambungan,” kata Irwan Prayitno.
Inovasi dan gagasan-gagasan di luar praktik yang lazim dilakukan sebagaimana disebutkan sebelumnya, harus pula memberikan pengaruh signifikan terhadap birokrasi dan pelayanan publik, seperti meringkas alur yang panjang, mempercepat proses lama, memaksimalkan hasil kerja, atau meminimalkan hingga meniadakan resiko-resiko pekerjaan. Ini poin selanjutnya yang digarisbawahi Gubernur.
“Kerja jadinya cepat, cepat, cepat, dan hasilnya maksimal. Tidak ada lagi kalau bisa dipersulit kenapa dipermudah, kalau bisa diperlama kenapa dipercepat. Itu dulu itu, tidak bisa lagi kita pakai,” tandasnya.
Dengan pertimbangan hasil tersebut, Gubernur lalu menyinggung internet-of-things yang kerap menjadi pilihan favorit dan seringkali diterjemahkan sebagai satu-satunya wahana inovasi.
Dikatakannya, walau teknologi informasi (TI) yang kini berkembang bisa membantu dalam banyak hal. Namun, tidak berarti inovasi menjadi sangat tergantung pada TI.
“Memang akan sangat terbantu dengan teknologi, namun tidak harus. Tidak perlu yang susah-susah. Tidak apa sederhana asal berdayaguna,” imbuhnya.
Mengambil dirinya sendiri sebagai contoh inovasi tak selalu harus dengan TI, Gubernur menceritakan, jika boleh disebut sebagai inovasi, maka inovasinya adalah tableless; bekerja tanpa perlu meja.
“Saya tidak tahu ini inovasi atau tidak, tapi saya tidak bisa surat itu ditumpuk banyak-banyak di satu meja lalu nanti saya teken-teken teken-teken. Banyak yang sudah tahu, kalau surat sudah selesai dan tinggal tandatangan, tinggal cari saya dimanapun saya berada, akan saya tandatangan. Makanya surat di saya itu tidak pernah lewat satu hari,” tutur Gubernur menceritakan. (Syafri)