Wagub Sumbar Nasrul Abit saat berkunjung ke nelayan Danau Singkarak
KABUPATEN SOLOK – Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit mengatakan“ikan bilih” yang telah menginternasional, mesti dilakukan pelestarian dan pembudidayaannya. Karena populasinya sudah berkurang dan jika tidak dimulai akan punah sama sekali. Danau Toba juga punya “ikan bilih”, tapi tidak seguruih “ikan bilih” Singkarak.
Hal itu disampaikan saat penyerahan bantuan mesin tempel dan alat tangkap Langli untuk nelayan perairan umum darat salingka Danau Singkarak Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar, bertempat di UPTD Perikanan Darat Sumatera Barat Danau Singkarak, Selasa (7/8).
Hadir dalam kesempatan itu Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (DKP) Sumatera Barat, Yosmeri, Kadis Pangan dan Perikanan Kabupaten Solok, Polsek Setempat, walinagari, serta kelompok nelayan.
“Keberadaan Danau Singkarak dan Tour de Singkarak (TdS), telah menjadi icon wisata Sumatera Barat yang saat ini telah menjadi perhatian dunia. Oleh karena itu, menjaga pelestarian Danau Singkarak menjadi yang amat penting. Tidak dibolehkan lagi penangkapan ikan di danau Singkarak pakai bom, racun, putas dan bagan yang dapat merusak lingkungan dan menghabiskan habitat danau secara cepat,” kata Nasrul Abit.
Saat ini, dilanjutkan Nasrul Abit, sesuai pengawasan perairan laut dan danau menjadi kewenangan propinsi dengan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 81/2017 tentang, penggunaan alat dan bahan penangkapan ikan di perairan Danau Singkarak. Yang sewaktu-waktu akan dilakukan razia dan penertiban alat tangkap termasuk didalam pemakaian bagan.
“Menjaga kelestarian Danau Singkarak butuh dukungan semua pihak, dan peran serta masyarakat sekitar Danau Singkarak. Menjaga kelestarian Danau Singkarak juga untuk generasi mendatang dan untuk kemajuan pariwisata di Sumatera Barat,” terang Nasrul Abit
Disebutkan Nasrul Abit, bantuan mesin tempel dan bantuan alat tangkap ini adalah upayakan bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sekaligus upaya melestarikan Danau Singkarak.
Kepala Dinas DKP Sumatera barat Yosmeri dalam kesempatan itu menyampaikan, kita perlu menyikapi persoalan “ikan bilih” yang semakin langka, dan perlu dukungan masyafakat untuk menjaga dengan tidak melakukan aktifitas menangkap pada lokasi bertelur dan tempat mereka berkembang biak.
“DKP Sumatera Barat akan menjadikan UPTD di Dermaga Solok dan Danau Singkarak sebagai lokasi budidaya “ikan bilih”. 48.000 bibit “ikan bilih” Danau Singkarak yang pernah dibawa ke Danau Toba ini telah berkembang dengan baik dan mereka menjaga sehingga hasil telah banyak saat ini,” unkap Yosmeri.
”Ikan bilih” Danau Toba pun, lanjutnya, dibeberapa tahun terakhir ini telah pula pengisi pasar “ikan bilih” yang ada di sekitar Danau Singkarak. Jika saja kita dapat mengelola penangkapan dan pengembang biak “ikan bilih” secara profesional, disiplin dan menjaga dengan baik, maka kesejahteraan masyarakat nelayan di Danau Singkarak akan lebih tejamin. Karena “ikan bilih” Danau Singkarak telah menjadi makanan terpupuler yang gurih dan bergizi.
Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit menyerahkan bantuan mesin tempel 2,5 PK sebanyak 20 unit, Jaring Langli sebanyak 16 buah dengan nilai keseluruhan 316 juta. Jumlah nelayan tangkap 5.237 orang, dan nelayan pengolah ikan bilih 160 orang dengan 20 kelompok.
Saat menerima bantuan para nelayan cukup senang dan berharap dapat mempelajari dengan cepat peralatan tersebut, karena selama ini mereka hanya memakai biduak dikayuh bukadengan mesin. (Syafri)