PADANG, TOP SUMBAR — Indonesia Indian Ocean Local Government Forum (IIOLGF) kembali mengadakan rapat kerja tahunan sekaligus menyelenggarakan seminar dengan tema Smart City Berbasis Mitigasi Bencana di Ballroom Hotel Grand Inna Padang, Senin (6/8/18).
“Pemilihan tema ini cukup memiliki alasan yang kuat dan dirasakan sangat sesuai dengan karakteristik umum dari seluruh kabupaten/ kota anggota IIOLGF di Indonesia yang rawan terhadap bencana gempa dan tsunami, termasuk Kota Padang yang sering dijuluki Kota Supermarket Bencana,” ujar Kepala Bagian (Kabag) Kerjasama Sekretariat Daerah Kota (Setdako) Padang, Erwin M.
“Tema ini juga diselaraskan dengan hasil rapat kerja dari 5 komisi IIOLGF yakni bidang kebencanaan, bidang perikanan dan kelautan, bidang perdagangan dan investasi, bidang pariwisata dan kebudayaan, serta bidang pedidikan dan Teknolog Informasi (TI),” imbuhnya.
Sebagai informasi, IIOLGF adalah organisasi yang menghimpun seluruh kabupaten/kota di Indonesia yang berada di tepian Samudera HIndia, yang pada mulanya terbetuk dan mengadakan pertemuan pada tangal 20 s/d 23 oktober 2015.
Seminar kali ini dihadiri oleh Walikota Hildesheim, Jerman Mr. Ingo Meyer, Wakil Ketua Komite Rakyat Ba Ria Vung Tau Vietnam Mr. Le Tuan Quoc beserta delegasi masing-masing negara, Ketua Pusat Faslilitasi Kerjasama Kemendagri RI Nelson Simanjuntak, serta Asisten Deputi Telematika dan Utilitas Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah (PW) Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian RI.
Sementara peserta seminar difokuskan untuk 33 kabupaten/kota di wilayah Sumatera, kementerian dan lembaga terkait, Organisasi Perangkat Daerah di lingkup Pemerintah Kota (Pemko) Padang, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Padang, kalangan akademisi, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM/NGO), serta kalangan pengusaha/bisnis.
Dikatakan Kabag Kerjasama Setdako Padang tujuan dari kegiatan ini, yaitu pertama untuk memperkuat kerjasama antar anggota IIOLGF dalam menyerasikan pembangunan daerah dan menyinergikan potensi antar daerah. Kedua adalah untuk meningkatkan pengetahuan, wawasan dan keterampilan anggota IIOLGF dalam mitigasi bencana melalui sharing pengetahuan dan “knowhow” dari para narasumber dalam dan luar negeri (Jerman). Selanjutnya, untuk mengupayakan terbentuknya platform baru tentang sistem dan menkanisme mitigasi bencana dan pemanfaatan IT dalam bingkai smart city, dan untuk mengupayakan peningkatan serta perhatian pemerintah pusat terhadap daerah kabupaten/kota IIOLGF dalam upaya mitigasi bencana.
Walikota Padang, Mahyeldi dalam sambutannya mengatakan dengan adanya satu persepsi dari kabupaten/ kota yang berlokasi di tepian Samudera Hindia diharapkan dapat membentuk suatu sinergi untuk kemakmuran rakyat.
“Di Indonesia, terdapat 71 kabupaten/kota dari 13 provinsi yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia. Daerah-daerah tersebut memiliki tipikal permasalahan yang hampir sama, seperti aksesibilitas yang kurang memadai, rawan bencana alam, minimnya potensi sumber daya alam, hingga masalah keamanan seperti rawan penyelundupan dan pencurian ikan. Dalam hal ini, IIOLGF membantu menghadapi setiap jengkal permasalahan anggotanya,” ujarnya.
Ditambahkan Mahyeldi sejalan dengan trend kota-kota saat ini yang berlomba menggunakan teknologi smart city (kota cerdas) dengan berbagai variasi penekanan sesuai potensi Sumber Daya Alam (SDA), Sumber Daya Manusia (SDM) dan rencana/arah masing-masing kota kedepan, maka Kota Padang juga mengembangkan konsep smart city berbasis mitigasi bencana.
Seminar ini menghadirkan narasumber dari Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan PW Kemenko Bidang Perekonomian RI dengan bahasan mengenai pengembangan smart city di Indonesia, dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tentang pengurangan resiko bencana di wilayah pesisir, dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pusat mengenai sistem peringatan dini dalam mengurangi dampak bencana di Indonesia, dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI mengenai program informasi kebencanaan dan program layanan panggilan darurat 112, dan dari PT Telkom Indonesia mengenai smart city nusantara for save city Sumatera.
Sedangkan keynote speech diberikan oleh Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Hildesheim tentang kesiapsiagaan Kota Hildesheim dalam menghadapi bencana dan Kepala Dinas Perikanan Kelautan BRVT Vietnam tentang pengelolaan perikanan.
Gubernur Sumatera Barat yang diwakili oleh Staf Ahli Bidang Pembangunan, Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia Rosman Efendi membuka seminar dan menyampaikan dukungan terhadap kegiatan tersebut. “Tentunya kami sangat. mendukung langkah positif yang diambil oleh Pemko Padang dan Kota Hildesheim. Kami berharap kerjasama ini tidak semata seremonial saja, akan tetapi mampu menggerakkan banyak sektor dalam rangka meningkatkan taraf dan derajat hidup masyarakat,” sampainya.
“Ketika bencana alam terjadi ada istilah “golden hour” atau tepat setelah bencana alam menyerang dimana kecepatan lembaga bantuan dan layanan darurat merespon sangat penting dalam mengurangi jumlah dan tingkat kerusakan yang ditimbulkan. Tim tanggap darurat berpacu dengan waktu untuk mempercepat layanan mereka guna menangani lonjakan permintaan bantuan dan perawatan medis mendesak. Untuk itu, selain bekerjasama dengan pemerintah daerah anggota IIOLGF dan instansi vertikal, perlu juga kerjasama degan pihak ketiga yang berkompeten dalam penyediaan sarana dan prasarana komuniasi serta data kebencanaan,” sarannya.
Pada kesempatan tersebut juga dilakukan penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) Kerjasama Sister City (KSSC) antara Kota Hildesheim, Jerman dan Kota Padang. Serta penandatanganan prasasti 30 Tahun KSSC Padang – Hildesheim.
“Kerjasama yang akan dilakukan adalah adalah dalam bidang peningkatan kapasitas aparatur, penataan kota yang ramah bencana, serta pemanfaatan teknoogi informasi dalam mitigasi bencana,” ujar Erwin pada konferensi pers yang digelar sesaat setelah pembukaan seminar.
“Kami memiliki aturan yang ketat dan tidak boleh dilanggar, termasuk dalam pengelolaan bangunan yang ramah bencana. Jika ada yang mendirikan bangunan tidak sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, maka izin bangunan itu akan dicabut. Demikian pula jalan yang dibuat dua jalur untuk evakusi. Nanti kami akan berbagi pengalaman dengan Pemko Padang terkait hal ini”, ujar Walikota Hildesheim, Ingo Meyer melalui penerjemah Mimi Shcluter.
Di akhir konferensi pers, Walikota Mahyeldi mengajak seluruh warga Kota Padang untuk memberikan donasi bagi korban gempa Lombok. Sebagaimana diketahui, Lombok diguncang gempa dengan kekuatan 7.0 SR pada Minggu (5/8/18) kemarin. “Kita akan kerahkan bantuan untuk korban gempa Lombok, sebagaimana dulu mereka juga membantu kita ketika dirundung bencana yang sama”, tutupnya. (Tim Humas)