DHARMASRAYA, TOP SUMBAR — Kabupaten Dharmasraya menjadi tuan rumah dalam acara Temu Informasi Konsorsium Plasma Nutfah Sawit yang diselenggarakan oleh Kementerian Pertanian. Temu Informasi yang dilaksanakan di Ruang Rapat Utama Rumah Dinas Bupati Dharmasraya, Selasa (07/08), ini diikuti oleh sejumlah produsen benih kelapa sawit nasional dan sejumlah stakeholder terkait. Turut pula hadir pada kesempatan itu Kepala BPTP Sumatera Barat dan sejumlah pejabat di lingkup Pemerintah Kabupaten Dharmasraya. Pertemuan ini membahas tentang material SDG sawit asal Kamerun dan Angola.
Bupati Dharmasraya, Sutan Riska Tuanku Kerajaan yang pada kesempatan itu diwakili oleh Kepala Dinas Pertanian, Darisman, menyampaikan terimakasih dan apresiasi kepada penyelenggara yang sudah memilih Kabupaten Dharmasraya sebagai tuan rumah dalam acara ini. Kegiatan ini, sebut Darisman, tentu saja akan sangat berdampak strategis seiring dengan kondisi perkelapa sawitan Indonesia.
Kelapa sawit, sebut Darisman, mempunyai peranan penting dalam perekenomian Indonesia, karena menjadi salah satu penyumbang devisa terbesar negara. Namun demikian, saat ini industri sawit di Indonesia dihadapkan pada sejumlah permasalahan yang membutuhkan penanganan. Mulai dari permasalahan rendahnya produktivitas sawit, hingga permasalahan yang lebih pelik yaitu pengaruh perang dagang antara Amerika Serikat dan China, ancaman embargo kelapa sawit oleh Uni Eropa dan Amerika serta kampanye hitam oleh Uni Eropa yang membuat ekspor kelapa sawit anjlok dan berujung pada murahnya harga kelapa sawit.
Dari sejumlah permasalahan tersebut, butuh usaha-usaha untuk meningkatkan produktivitas tanaman kelapa sawit yaitu dengan cara perluasan areal tanaman kelapa sawit (ekstensifikasi) dan intensifikasi salah satunya dengan cara menggunakan bibit unggul yang bersertifikat.
“Semoga dari pertemuan ini kita bisa menghasilkan bibit sawit unggul dengan kriteria cepat berbuah, lambat pertumbuhan vegetatifnya, produksi tinggi, tahan terhadap hama penyakit, tonase dan rendemen tinggi dan sifat-sifat unggul lainnya,” tukas Darisman.
Di Kabupaten Dharmasraya sendiri, sebut Darisman, produktivitas kelapa sawitnya juga mengalami penurunan. Dari data statistik perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Dharmasraya pada tahun 2017, produktivitas kelapa sawit Dharmasraya hanya sekitar 3,905,80 ton/CPO/Ha/Tahun, di bawah standard produktivitas kepala sawit. Untuk itu perlu kiranya kebun-kebun yang tua atau non produktif tersebut dilakukan peremajaan atau replanting. Sehingga kemandirian kesejahteraan petani tetap terjaga.
“Pemerintah Kabupaten Dharmasraya berkomitmen untuk mendukung program peremajaan tanaman kelapa sawit rakyat yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas tanaman kelapa sawit rakyat dan menjaga luasan lahan agar dapat dimanfaatkan secara optimal,” pungkasnya.
Setidaknya, untuk lima tahun ke depan, Kabupaten Dharmasraya menargetkan 8.000 hektar lahan perkebunan sawit rakyat akan dilakukan peremajaan. Yang terdiri dari kebun plasma masyarakat, kebun masyarakat yang kurang produktif atau kebun masyarakat yang berasal dari bibit illegitim.
“Dan untuk tahun 2018 ini, kami manargetkan peremajaan untuk 3.000 hektar kebun kelapa sawit rakyat,” tandasnya. (Yanti/Hms)