Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno saat Seminar Nasional dalam rangkaian Olimpiade Sains Nasional 2018
PADANG, TOP SUMBAR — Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno mengajak para guru mendidik anak dengan cinta dan kasih sayang sehingga para siswa akan memberikan hal serupa terhadap lingkungan mereka.
Ajakan tersebut disampaikan saat menjadi pembicara dalam Seminar Nasional dalam rangkaian Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2018 di Auditorium Universitas Negeri Padang (UNP) di Padang, Senin (2/7).
“Murid yang dididik dengan cinta dan kasih sayang juga akan memberikan cinta dan kasih sayang kepada lingkungan dan masyarakat sekitar,” kata Irwan Prayitno.
Menurut Irwan Prayitno, kewajiban guru adalah menaruh kasih sayang terhadap anak didik dan memperlakukan mereka sama seperti anak sendiri. Serta tidak mengharapkan balas jasa atas didikan berupa ilmu, maupun nasehat yang diberikannya.
“Selain itu seorang guru harus mampu mencegah anak didik dari perbuatan yang tidak baik, dengan cara berbicara kepada mereka sesuai dengan kemampuan dan bahasa mereka,” katanya.
Dalam pendidikan, lanjutnya, seorang guru memiliki tugas memenuhi kebutuhan akademik dan emosional anak didik dengan cara memperlihatkan empati, menciptakan suasana hangat dan mendengarkan anak didiknya.
“Seorang guru juga harus mengetahui anak secara individual, sehingga mereka dapat menjadi teman dan orang tua bagi anak didik. Apabila guru memberikan ilmu dengan cinta dan keteladanan maka karakter anak akan semakin kuat,” ucapnya.
Sementara Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Hamid Muhamad mengatakan pendidikan karakter terdiri dari tiga kategori yakni berbasis moral, kinerja dan nasionalisme.
“Untuk pendidikan berbasis moral menyangkut kejujuran, saling menghargai dan berlandaskan agama. Sedangkan untuk karakter berbasis kinerja murid dididik untuk memiliki cita-cita yang tinggi dan disiplin,” kata Hamid Muhamad.
Dilanjutkan Hamid Muhamad, sedangkan untuk pendidikan karakter berbasis nasionalisme, para murid di didik dengan penanaman cinta tanah air dan rasa nasionalismenya terus diikat agar tidak luntur.
“Semua itu sudah ada di dalam kurikulum kita, tinggal bagaimana guru mengaplikasikannya dengan keteladanan dan pembiasaan di sekolah,” katanya.
Sementara Rektor UNP Ganefri mengajak para guru untuk meningkatkan kompetensi mereka pada era digital ini, karena mesin sudah mulai menggantikan peran guru untuk memindahkan ilmu pengetahuan.
“Guru dituntut lebih meningkatkan kompetens, mereka apabila tidak ingin tergantikan oleh komputer di era digital ini,” kata Ganefri. (Syafri)