Gubernur Sumbar Irwan Prayitno saat menghadiri peringatan 11 tahun penobatan Tuanku Bosa ke-XIV
PASAMAN BARAT, TOP SUMBAR — Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno mengapresiasi kebijakan Tuanku Bosa XIV, Fadlan Maalif yang telah menyerahkan sejumlah tanah ulayat untuk Pemerintah Daerah (Pemda) Pasaman Barat dan anak nagari Talu.
Seluas 6,5 hektar tanah tersebut diberikan kepada Pemda Pasaman Barat, 4 hektar diperuntukkan untuk lokasi pembangunan pemukiman masyarakat, dan 2,5 hektar sisanya untuk pembangunan stadion mini di Nagari Talu. Sementara 1 hektar per Kepala Keluarga (KK), sisanya diberikan kepada cucu kemenakan Tuanku Bosa Talu untuk dikelola secara swadaya.
Dalam arahannya saat menghadiri peringatan 11 tahun penobatan Tuanku Bosa ke-XIV di Jorong Koto Dalam Nagari Talu Kecamatan Talamau, Pasaman Barat, Jumat (20/7), Gubernur menyatakan bahwa dirinya sangat terkesan dengan kebijakan tersebut. Pasalnya, penyerahan tanah tersebut akan sangat bermanfaat untuk kesejahteraan masyarakat setempat.
“Saya sangat mengapresiasi kebijakan Tuanku Bosa Talu. Luar biasa dalam membantu pemerintah. Tanah yang diberikan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar IrwanPrayitno.
Irwan Prayitno mengatakan peranan ninik mamak sangatlah penting. Terlebih jika ninik mamak mampu meningkatkan kapasitasnya dan mampu bersinergi dengan Pemda. Sehingga berbagai persoalan yang muncul ditengah masyarakat dapat diselesaikan dengan baik.
Senada dengan itu, Bupati Pasbar, Syahiran menyampaikan, ninik mamak punya peran strategis dalam menggapai stabilitas sosial ditengah masyarakat. Selain hal tersebut, ninik mamak juga diharapkan mampu mewariskan tradisi budaya adat kepada generasi muda, agar terjaga pelestariannya seperti tradisi “Makan Bajamba” dan lain-lain.
“Kita banyak temui persoalan di ke-jorongan. Seringkali terjadi perpecahan diantara masyarakat adat. Kita berharap kedepan akan ada upaya dari kita bersama untuk menjaga kedamaian dan keharmonisan Pasaman Barat,” harap Syahiran.
Dikatakan Syahiran, Pasaman Barat memiliki tiga etnis yang berbeda, yakni Etnis Suku Minang, Suku Jawa dan Mandailing yang hidup berdampingan. Keberagaman tersebut harus tetap dijaga keberadaannya.
Tuanku Bosa Talu ke XIV pada kesempatan itu mengatakan, hasil evaluasi selama sepuluh tahun berlalu, dirinya melihat bahwa peningkatan perekonomian masyarakat masih jauh dari yang diharapkan. Oleh sebab itu, pada tahun yang kesebelas dirinya dinobatkan, Fadlan merobah pendekatan ekonomi dengan meyerahkan sejumlah tanah kepada anak nagari dan Pemda. Dengan begitu anak nagari menjadi punya kekuatan otonom dan terangsang untuk mengolah tanah tersebut untuk peningkatan ekonomi. (Syafri)