Calon Walikota Padang Nomor Urut 1 Emzalmi beserta Buya Mas’oed Abidin dan Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit
PADANG, TOP SUMBAR — Ulama kharismatik Ranah Minang Sumatera Barat Buya Mas’oed Abidin, mendoakan agar Emzalmi dan Desri Ayunda menjadi Walikota dan Wakil Walikota Padang.
“Secara pribadi saya mendoakan, mudah-mudahan sebentar lagi saya memanggil Pak Emzalmi dan Pak Desri Ayunda dengan panggilan Pak Walikota dan Pak Wakil Walikota,” ujar Buya Mas’oed Abidin dalam suatu acara Halal Bi Halal di Padang, Rabu malam (20/6).
Buya Mas’oed Abidin mengatakan, membangun Kota Padang tidak mungkin dilakukan oleh satu kelompok tertentu.
“Makanya, satu untuk semua itu harus kita wujudkan. Sebab, Kota Padang itu Kosmopolit. Untuk itu, kita harus memperjuangkan Kosmopolit itu,” ajaknya.
Buya Mas’oed Abidin menyebutkan, saat ini perselancar datang ke Mentawai, ironisnya setelah itu mereka menginap di Bukittinggi, bukan di Kota Padang. Ini disebabkan tidak adanya literasi yang mengundang minat mereka di Kota Padang.
“Kita perlu hidupkan literasi itu, yaitu literasi budaya dan literasi pendidikan,” ujarnya.
Sekarang, dijelaskan Buya Mas’oed Abidin, orang selfi malah pergi ke Masjid Raya Sumatera Barat. Padahal, Kota Padang memiliki Tugu Simpang Tinju.
“Kenapa ini tidak kita bikin literasi dengan menghidupkan sejarah Tugu Simpang Tinju tersebut. Sejarah ini perlu kita ungkap, sehingga dapat memupuk patriotisme generasi muda,” ucapnya.
Di depan Dinas Pendidikan Sumatera Barat, diterangkannya, ada tugu makam pahlawan, bahkan ada tentara Belanda yang dikubur di situ. Lantas kenapa literasi soal ini tidak diungkap, sehingga dapat mengundang minat anak cucu mereka yang dari Belanda datang ke Kota Padang.
Buya Mas’oed Abidin meminta Emzalmi dan Desri Ayunda menyampaikan literasi yang dia maksud dalam debat publik terakhir yang akan digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Padang pada Kamis, 21 Juni 2018 sore di Hotel Grand Inna Muara Kota Padang.
Ia menyarankan Emzalmi dan Desri Ayunda untuk menguasai generasi milineal. Pasalnya, 36 persen dari jumlah pemilih di Kota Padang merupakan generasi milineal tersebut.
“Generasi milineal ini adalah generasi digital. Potensi mereka sangat besar,” katanya.
Jika Kota Padang maju, dilanjutkannya, Sumatera Barat akan bangkit. Namun, jika Kota Padang tertinggal, maka Sumatera Barat tak akan maju. Karena Kota Padang merupakan Ibukota Provinsi Sumatera Barat.
“Kalau ingin membangkitkan batang tarandam, harus kita punya izzah, harus kita punya martabat. Untuk itu, satu untuk semua ini wajib kita wujudkan,” tegasnya.
Ia menekankan, untuk membangun suatu negeri, tidak mungkin menyerahkannya kepada orang lain, mestilah anak negeri itu yang membangunnya. Untuk itu, anak negeri ini jangan panjang angan-angan, tetapi harus mampu berkarya untuk negerinya.
“Tidak mungkin kita menyerahkan membangun negeri kita kepada orang lain. Tapi kita lah yang harus membangunnya. Jangan kita panjang angan-angan, tapi kita harus panjang karya,” pungkasnya. (Syafri)