Calon Wawako Padang Nomor Urut 1 Desri Ayunda saat acara senam massal bersama Fauzi Bahar, Wahyu Iramana Putra dan yang lainnya
PADANG, TOP SUMBAR — Mantan Walikota Padang Fauzi Bahar menggelar senam massal bersama warga Kota Padang di Tugu Merpati Perdamaian Pantai Muaro Lasak Kecamatan Padang Barat Kota Padang, Sabtu pagi (5/5).
Senam massal tersebut mengambil tema “Silaturahmi dan persatuan untuk Kota Padang ke arah yang lebih baik”. Senam massal juga dihadiri oleh mantan Wakil Walikota (Wawako) Padang periode 2004-2009 Yusman Kasim, anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Emma Yohana, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Padang Wahyu Iramana Putra dan Calon Wawako Padang Nomor Urut 1 Desri Ayunda pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 27 Juni 2018.
“Senam massal yang kita laksanakan pada hari ini dalam rangka menyambut Bulan Suci Ramadhan, sekaligus menyatukan tekad untuk perubahan kota ini ke arah yang lebih baik,” ujar Fauzi Bahar kepada wartawan di sela-sela senam massal.
Fauzi Bahar mengatakan, dipilihnya Tunggu Merpati Perdamaian sebagai lokasi kegiatan bertujuan untuk mengajak warga kota menjaga persatuan dan perdamaian dalam membangun kota ini. Ia mengatakan, berdirinya tugu ini adalah pasca dilaksanakannya Sail Comondo 2016.
“Pada tahun 2012, saya menghadap Panglima TNI agar ivent Sail Comondo ini dilaksanakan di Kota Padang. Alasan yang saya sampaikan untuk memacu pembagunan Kota Padang pasca gempa 2009. Panglima TNI menyetujui usulan saya, tetapi setelah dilaksanakan terlebih dahulu di Raja Ampat karena agenda telah di susun. Allahamdulilah 2016 dilaksanakan di Kota Padang,” ungkapnya.
Ketika ditanya alasannya mendukung Pasangan Calon (Paslon) Emzalmi dan Desri Ayunda (Emdes) di Pilkada 27 Juni 2018, Fauzi Bahar menjelaskan, sebelumnya dirinya menaruh harapan besar kepada Mahyeldi mengingat latar belakangnya yang kuat dengan pemahaman agama.
“Setelah jabatan saya berakhir, Pak Mahyeldi saya anggap melanjutkan program peningkatakan agama, yaitu iman dan takwa di tengah masyarakat, seperti program Asmaul Husna, Pesantren Ramadhan, wajib berjilbab, beras genggam, dan pengelolaan zakat sesuai dengan syariat agama Islam. Tapi kenyataan yang saya terima justru pahit, sebab saya tidak lagi menemukan sosok Mahyeldi yang saya kenal dulu, semuanya berubah sejak menjabat walikota,” tegasnya.
Pasalnya, dilanjutkan Fauzi Bahar, Asmaul Husna tidak terdengar lagi, dan Pesantren Ramadhan dipangkas menjadi 7 hari. Padahal, dua program ini sangat bermanfaat untuk menanamkan jati diri generasi muda, dengan nilai-nilai agama pada bulan Ramadhan. Pada bulan Ramadan waktu yang tepat menempa anak-anak di masjid dan musahalla.
“Kita terlalu bangga dengan pantai yang hanya 2 KM ini dikasih trotoar dan lampu-lampu. Saya membebaskan bibir pantai ini disaat bikin jalan dua jalur dan membagun jembatan, dan Lapau Panjang Cimpago itu, biasa-biasa saja. Karena, pembangunan yang kita lakukan melibatkan semua pihak, bukan peran kita seorang sebagai pemimpin,” ungkapnya.
Dikatakannya, sebagai walikota saat itu, ia berjuang untuk mendapatkan dana dari pusat untuk membagun kembali Pasar Raya pasca gempa 2009. Dan pengerjaannya selesai pada masa kepemimpinan Mahyeldi dan Emzalmi.
Selain itu, kata Fauzi, dirinya juga memindahkan pusat kota pemerintahan ke Air Pacah. Semua penuh tantangan dan rintangan, tidak semudah membalikan telapak tangan.
“Pembangunan pusat pemerintahan secara bertahap selesai dan gedung balaikota selesai dibangun, tapi bagi saya itu biasa-biasa saja,” ujarnya.
Fauzi Bahar mengaku punya harapan besar kepada Emdes, terutama menghidupkan kembali program Asmaul Husna, program keagamaan lainnya, dan meluruskan pengelolaan dana umat di Baznas.
Desri Ayunda pada kesempatan itu mengatakan, keberadaan kelompok senam sangat penting di tengah masyarakat untuk menjaga kesehatan masyarakat dan membantu pemerintah dengan mengurangi subsidi kesehatan. Sebab, kalau masyarakat sehat, subsidi kesehatan tidak mereka perlukan.
Desri Ayunda juga menyambut harapan Fauzi Bahar. Ia menegaskan, Paslon Emzalmi dan Desri Ayunda memang memiliki program untuk peningkatan iman dan takwa. Tujuannya untuk memelihara akhlak dan moral masyarakat, karena dunia dan akhirat itu harus sejalan.
“Misi Emzalmi dan Desri untuk meningkatkan kualitas kehidupan beragama, sosial dan budaya masyarakat Kota Padang berlandaskan pengamalan “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah” (ABS SBK) dalam kehidupan sehari-hari. Harpan Pak Fauzi tadi sudah masuk dalam program yang kita prioritaskan,” jelas Desri Ayunda.
Menurutnya, kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Imam Bonjol dan Masjid Nurul Iman akan dijadikan sebagai Islamic Center dan Landmarknya Kota Padang. Sebab, Emzalmi dan Desri Ayunda bertekad mewujudkan Padang sebagi kota maju, religius dan madani berbasis pariwisata, pendidikan, perdagangan dan industri. (Syafri)