Calon Wawako Padang Nomor Urut 1 Desri Ayunda saat melayat ke rumah duka di Lapau Banjuang
PADANG, TOP SUMBAR — Mengutip Al Quran Surah Ali Imran ayat 145 “Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya”.
Hal itu dikatakan oleh Calon Wakil Walikota (Wawako) Padang Nomor Urut 1 Desri Ayunda pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 27 Juni 2018, ketika melayat ke rumah duka Neldawati (62), warga Lapau Banjuang Kelurahan Gunung Sariak Kecamatan Kuranji Kota Padang, Selasa (24/4).
“Artinya, kematian merupakan ketetapan Allah dan sedikit pun manusia tidak akan mengetahui waktu kematiannya. Maka tugas manusia adalah mempersiapkan diri menyambut kematian itu. Sebagaimana nasehat yang pernah disampaikan Imam Ali ra,” ucap Desri Ayunda.
Desri Ayunda menambahkan, “Wahai manusia, sesungguhnya dunia ini adalah suatu lintasan, sedang akhirat adalah tempat kediaman yang kekal. Maka ambilllah dari lintasan itu (apa yang dapat kalian ambil). Jangan kalian robek tirai kalian dihadapan-Nya yang mengetahui rahasia-rahasia kalian.”
Disebutkan Desri Ayunda, melayat orang yang sudah meninggal dunia, merupakan ajaran yang mulia dan harus dilestarikan. Sebab, dengan melayat, seseorang akan ingat kematiannya, sehingga tingkat keimanan dan ketakwannya kepada Allah SWT akan meningkat. Ia akan memperbanyak amal ibadah sebagai persiapan menemuai Allah SWT.
“Kerjakanlah amal baik selagi kalian masih dalam keluasan hidup, buku-buku untuk catatan amal masih terbuka, tobat masih diberikan, dan orang berdosa masih diberi harapan yang baik, sebelum cahaya amal dipadamkan, sebelum waktu habis kadaluwarsa, sebelum hidup berakhir, sebelum pintu tobat tertutup, dan sebelum malaikat naik ke langit,” kata Desri Ayunda seraya mengingatkan para pelayat.
Dikatakan Desri, sekarang banyak orang yang pamer ibadah dan amal selehnya hanya untuk kepentingan kekuasaan atau dunia. Padahal, jika orang itu mengingat kematian, pastilah hal tersebut tidak akan dia lakukan. Sebab, ibadah kepada Allah SWT bukan untuk dipamerkan, karena Islam mengharamkan riya. (Syafri)