Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit dalam sesi presentasi pariwisata Sumbar dengan PT Angkasa Pura dan Maskapai Penerbangan Nasional
KEPULAUAN RIAU, TOP SUMBAR — Pariwisata terindah, tercantik, terlezat dan terasik itu ada di Sumatera Barat, karena itu semua Maskapai penerbangan mesti mendukung promosi potensi wisata Sumatera Barat dengan biaya murah dan memperbanyak penerbangan ke Sumatera Barat.
Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit disela-sela sesi presentasi pariwisata Sumatera Barat dengan PT. Angkasa Pura dan Maskapai Penerbangan Nasional dan Internasional di Pulau Bintan Kepulauan Riau, Jumat malam (23/3).
“Wisata Sumbar terindah itu dapat dilihat dan dirasakan saat menikmati keindahan alamnya yang begitu lengkap. Ada laut, pulau, sungai, bukit, gunung, lembah, hutan yang hijau, air yang bening, udara yang sejuk bak lukisan mahakarya dunia,” ucap Nasrul Abit.
Dilanjutkan Nasrul Abit, wisatanya yang cantik. Lihatlah tarian dan nyanyian syair lagu, pernak pernik hiasan pakaian, tatanan budaya yang elok menawan. Rumah gadang khas minangkabau yang menjulang tinggi, dengan gonjongnya memberi kecantikan alam nan indah mempesona.
“Wisata Sumatera Barat terlezat, aneka ragam kuliner dengan racikan bumbu yang berasal dari petani-petani dilahan yang subur ini, telah memberikan rasa nikmat setiap makanan yang terlezat di dunia. Contoh nyatanya rendang, dendeng balado, nasi goreng padang, makan kapau, ikan pukek, keripik balado, samba lado tanak, berasnya yang khas memenuhi selera setiap orang,” tuturnya.
Lebih lanjut Nasrul Abit mengatakan, akan berbeda nikmat dan lezatnya makanan Padang yang ada diluar Sumatera Barat. Walau orang Padang juga yang mengolah makanan lezat tersebut, jika makanan Padang itu lezat, maka di daerah sendiri lebih lezat lagi, walau di Sumatera Barat sendiri tidak ada merek masakan Padang.
“Wisata Sumatera Barat terasik, karena begitu banyak event budaya, olahraga, serta permainan yang mengasikkan. Lihatlah surfing di Mentawai ribuan orang dari berbagai belahan dunia datang ke Mentawai menikmati asiknya ombak terbaik di dunia,” ungkapnya.
Nasrul Abit menerangkan, ada permainan beladiri anak negeri disetiap nagari-nagari di Ranah Minang, silat yang telah mendunia, silat hariamau, silat kumango, tarian budaya randai, bersaluang, barabab, ba dendang, talempong dan bansi, dan masih banyak lagi yang belum dapat disebutkan.
“Tidak percaya, datanglah ke Sumatera Barat, dengan 19 kabupaten/kota dengan pesona yang beragam,” ajak Nasrul Abit.
Wakil Gubernur Nasrul Abit dalam presentasinya menyampaikan, dengan potensi wisata Sumatera Barat yang begitu besar, PT. Angkasa Pura dan Maskapai penerbangan nasional dan international, diminta untuk terus menambah jumlah penerbangan ke Bandara Internasional Minangkabau (BIM), dan sekaligus promosi potensi wisata di masing-masing 19 kabupaten/kota yang punya destinasi pariwisata di Sumatera Barat.
“Kapasitas BIM saat ini masih belum mencukupi kebutuhan yang ada, hanya baru untuk kapasitas 2,8 juta penumpang yang ternyata data akhir 2017 jumlah penumpang sudah mencapai 3.955.664 orang,” ungkapnya.
Ia menambahkan, saat ini sedang di kembangkan pembangunan untuk tahun 2019 kapasitas 5.2 juta penumpang di BIM. Kesemua ini adalah peluang bagi kabupaten/kota ikut serta membangun, dan mengembangkan pariwisata di daerah nya masing-masing. Karena maskapai akan neningkatkan jumlah penerbangan, dengan kapasitas bandara BIM yang lebih memadai dari kebutuhan yang diinginkan.
Nasrul Abit juga menyampaikan, perkembangan animo arus orang berwisata semakin tinggi, selain perekonomian dan kesejahteraan masyarakat dunia semakin membaik.
“Juga era global saat ini yang membuat orang ingin tahu, membuat dinamika perkembangan wisata dunia semakin meningkat pula, hampir tidak ada batas antar negara, jika bisa saling terbuka dan bekerjasama,” ucapnya.
Memahami hal demikian, pengembangan BIM sudah mesti berpikir dari sekarang. Bagaimana dapat menampung lebih dari 15 juta atau 20 juta penumpang pertahun, walau itu bertahap sesuai dengan kebutuhan perkembangan yang ada.
“Hal itulah yang perlu dipahami, dan menjadi pokok dalam mengembangkan dan memajukan pertumbuhan ekonomi, untuk kesejahteraan masayarakat seluruh komponen bangsa Indonesia,” tandasnya. (Syafri)