Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit bersama Brigjen Yazid Sulistyo, dan Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet serta lainnya
MENTAWAI, TOP SUMBAR — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Barat berencana menyalurkan bantuan kegiatan ekonomi masyarakat di pulau terluar, baik dalam bentuk jaring udang, mesin tempel, fist box bagi 42 Kepala Keluarga (KK) yang memiliki perahu tangkap.
Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Nasrul Abit ketika melakukan kunjungan kerja bersama Kementerian Koordinasi Politik Hukum dan Pertahanan Keamanan (Kemenko Pohukam) Repubilik Indonesia, dalam pertemuan dengan masyarakat di Pulau Sinyau Nyau, Selasa (20/3).
“Saat ini potensi produk masyarakat Sinyau Nyau adalah kopra yang nilainya sangat rendah hanya Rp4.000 /kg,” kata Nasrul Abit.
Dilanjutkan Nasrul Abit, kemudian mereka juga melakukan penangkapan ikan dan lobster dilaut, hanya untuk konsumsi kebutuhan makan sendiri, dan dibagi kepada masyarakat sekitar.
“Belum lagi bernilai ekonomis, yang dapat meningkatkan kesejahteraan mereka. Tidak ada pengumpul, dan transportasi yang memadai membawa tangkapan ke lokasi yang lebih ramai,” ucapnya.
Disebutkan Nasrul Abit, Pemprov akan bantu mesin tempel bagi yang punya kapal, alat tangkap dan jaring udang, fist box agar hasil tangkapan ini dapat dipasarkan, dan dikelola dengan baik nantinya.
Nasrul Abit juga menyampaikan, agar masyarakat yang berada di pulau Sinyau Nyau, tidak membolehkan orang asing masuk dan membangun sesuatu di pulau ini.
“Kita mesti menjaga pulau terluar ini dengan baik, selain itu jaga kebersamaan dan kerukunan warga pulau sebagai sikap solidaritas sebagai masyarakat sebangsa dan se-tanah air, ” ujarnya.
Asdep Koordinasi Wilayah perbatasan Dan Tata Ruang pertahanan Kemenpolhukam Brigjen Yazid Sulistyo dalam kesempatan itu menyampaikan, ini pengalaman pertama melihat pulau terluar Sinyau Nyau yang penghuni 60 kepala keluarga yang amat antusias.
Kedatangan rombongan ingin melihat kondisi kehidupan masyarakat, serta juga ingin meninjau progres pelaksanaan pembangunan kepada masyarakat oleh pemerintah daerahnya.
“Kendala transportasi, dan masih rendahnya pola kehidupan masyarakat, tentu menjadi perhatian untuk dibahas dalam tim pembanguan daerah perbatasan dan pulau terluar yang di dalamnya ada 17 kementerian terkait,” jelas Yazid Sulistyo.
Yazid Sulistyo menambahkan, tingkat pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat, akan menjadi laporan kami setiap 3 bulan progres kegiatan pertahanan dan keamanan di wilayah terluar dan diperbatasan.
“Kepada masyarakat pulau Sinyau Nyau agar tidak membolehkan, dan membiarkan siapapun pihak asing menempati pulau ini,” imbaunya.
“Ini bahagian dari sistem pertahanan dan keamanan wilayah NKRI. Nanti kita juga akan berkoordinasi dengan Danlantamal, Danrem, Polda yang berkaitan dengan dukungan pengawasan dan pengamanan di wilayah Kepulauan Mentawai ini,” tegasnya.
Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet juga menambahkan, pengawasan dan pengamanan laut perbatasan, agar setiap masyarakat segera memberikan laporan kepada Bupati atau Pemerintah Daerah Kepulauan Mentawai, agar nantinya ditindaklanjuti bagaimana mestinya.
Pihaknya senang dengan kedatangan rombongan Kemenko Polhukam dan Pemprov Sumatera Barat ke Mentawai, sebagai semangat dan motivasi dalam memajukan pelaksanaan pembangunan Mentawai, agar keluar dari kategori daerah tertinggal.
Saat ini rumah-rumah di pulau Sinyau Nyao masih bentuk rumah singgah, dimana rumah mereka sebenarnya ada di kampung, yakni di desa Teleleo Siberut Selatan.
“Kita senang dengan budaya masyarakatnya yang sudah memiliki tradisi melakukan penangkapan lobster ukuran 200 gram tidak ditangkap dan dilepas kembali ke laut, agar nanti juga bisa besar dan menghindari kepunahan dini,” ujar Yudas Sabaggalet.
Pada kunjungan tersebut juga Kolonel Inf. Sugeng Hartono (Kepala Bidang Tata Ruang Pertahanan Kemenpolhukam ), Deni Daryatno ( Analis Kebijakan Ahli) Kemenpolhukam, Kadis Perikanan dan Kelautan Provinsi Sumatera Barat, Dinas Pariwisata, dan Badan Kesbangpol provinsi Sumatera Barat. (Syafri)