Suasana Seminar Nasional Untuk Ruhana Kuddus
PADANG, TOP SUMBAR — Wartawati yang menjadi salah satu pelopor pers Indonesia, Ruhana Kuddus diusulkan menjadi pahlawan nasional dari Kabupaten Agam, Sumatera Barat karena perannya yang sangat besar di bidang pendidikan dan jurnalistik.
“Ruhana Kuddus adalah guru dan pendiri sekolah untuk perempuan. Ia juga penulis, wartawati, pemimpin redaksi berbagai surat kabar dan pendiri surat kabar Soenting Melayu,” kata Pembina Organisasi Ruhana Kuddus, Nevi Irwan Prayitno dalam acara Seminar Nasional Untuk Ruhana Kuddus, di Auditorium Gubernuran Kota Padang, Rabu (28/3).
Ruhana Kuddus lahir di Koto Gadang, Kabupaten Agam 20 Desember 1884. Ia merupakan saudara tiri Soetan Syahrir, Perdana Mentri pertama Republik Indonesia (RI), bibi dari penyair terkenal Chairil Anwar, serta sepupu H. Agus Salim.
Jasanya diantaranya mendirikan sekolah Kerajinan Amai Setia (KAS) di Kotogadang pada 1911. Sekolah yang mendidik keahlian anak-anak perempuan ini merupakan tindak lanjut dari dideklarasikannya perkumpulan perempuan KAS pada 11 Februari 1911 yang dipimpin Ruhana Kuddus.
Kiprahnya di dunia jurnalistik dimulai dari surat kabar Poetri Hindia pada 1908 di Batavia yang dianggap sebagai koran perempuan pertama di Indonesia.
Ruhana Kuddus dinilai sebagai wanita Indonesia pertama yang secara sadar memerankan dirinya sebagai seorang jurnalis, yang bersedia meliput berita sekaligus menulis untuk kemudian dikirimkan ke media massa.
Saat Poetri Hindia tutup, ia berkiprah di surat kabar Oetoesan Melajoe yang sudah terbit sejak 1911. Pengalamannya mendapat apresiasi dari Datoek Soetan Maharadja alias DSM, pemilik Oetoesan Melajoe yang kemudian mendukung Ruhana Kuddus menerbitkan Soenting Melajoe pada 10 Juli 1912.
Ruhana Kuddus dipercaya untuk mengendalikan surat kabar ini sebagai pemimpin redaksinya. Inilah perempuan Indonesia pertama yang secara langsung memimpin surat kabar, dan secara teknis sangat terlibat dalam tiap-tiap terbitannya.
Mendukung upaya Ruhana jadi pahlawan nasional, Organisasi Ruhana Kudus bersama Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan Agam, merancang seminar nasional menghadirkan tiga nara sumber masing-masing pejabat Kementerian Sosial Afni, Ketua LIPI
Prof. Taufik Abdullah dan dosen FIB Unand Yenni PHd.
Seminar nasional adalah syarat wajib untuk pengusulan pahlawan nasional selain buku tentang tokoh tersebut.
Ketua Organisasi Ruhana Kuddus Yulia Fauzia menyebutkan buku biografi Ruhana Kuddus telah selesai disusun dari berbagai sumber oleh sejarawan Sumatera Barat Prof. Mestika Zed.
Namanya juga sudah diabadikan menjadi nama jalan pada beberapa daerah di Sumatera Barat.
Pasca seminar diharapkan Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) Sumatera Barat bisa merekomendasikan Ruhana Kuddus untuk jadi pahlawan nasional.
Ikut hadir dalam acara perumusan seminar nasional pembina Organisasi Ruhana Kuddus Wartawati Nasrul Abit, Yennovita Indra Catri dan tim. (Syafri)