Calon Wawako Padang Nomor Urut 1 Desri Ayunda dalam acara Silaturrahmi bersama warga Tunggul Hitam
PADANG, TOP SUMBAR — Masyarakat Tunggul Hitam Kecamatan Koto Tangah Kota Padang, mengungkapkan bahwa daerah mereka selalu menjadi langganan banjir setiap hujan turun. Permasalahan tersebut diharapkan dapat diselesaikan oleh Pasangan Calon (Paslon) Walikota (Wako) dan Wakil Walikota (Wawako) Padang, Nomor Urut 1 Emzalmi-Desri Ayunda (Emdes) jika terpilih nantinya di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Padang 27 Juni 2018.
Hal itu dikemukakan pada acara silaturahmi Calon Wawako Padang Nomor Urut 1 Desri Ayunda bersama warga Tunggul Hitam pada Hari Rabu (28/3), dan dihadiri Ketua Fraksi Pembangunan Bangsa DPRD Kota Padang Wismar Panjaitan, Wakil Ketua DPW Partai Nasdem Provinsi Sumatera Barat Masful, Ketua RT/RW, ninik mamak, bundo kanduang, tokoh masyarakat dan pemuda pemudi Tunggul Hitam. Silaturahmi tersebut diprakarsai oleh Nurfiatina.
Nurfiatina mengatakan, dirinya sengaja mengundang Desri Ayunda pada acara silaturahmi tersebut untuk menyampaikan aspirasi masyarakat Tunggul Hitam. Menurutnya, jika hujan turun, masyarakat sudah resah. Pasalnya, daerah tersebut kerap menjadi langganan banjir.
“Kampung kami ini selalu menjadi laganan banjir setiap hujan turun. Kami berharap kepada Pak Des, jika terpilih nanti dapat mengatasi persoalan banjir ini,” harap Nurfiatina.
Selain itu Nurfiatina juga mengatakan, 70 persen warga di daerah tersebut berada di bawah garis kemiskinan. Namun ironisnya tidak mendapatkan perhatian serius dari pemerintah .
“Kami hanya mendengar ada bantuan bedah rumah dari Baznas dan bantuan usaha dari pemerintah kota, tetapi tidak satu pun warga di sini mendapatkan. Kami harap Emdes nanti tidak tebang pilih dalam penyaluran bantuan,” pintanya.
Ia yakin Emdes adalah figur yang selama ini dirindukan oleh warga kota. Sosok pemimpin untuk semua lapisan warga kota, tanpa memandang kelompok, golongan, dan kepentingan.
“Kami siap untuk berkerja keras 2 bulan ini, turun ke tengah masyarakat untuk memenangkan Pasangan Nomor 1 Emdes. Kami tidak memahami politik, ibu-ibu rumah tangga memperjuangkan Bapak bukan atas dasar kepentingan politik. Tetapi kami ingin merasakan pemimpin untuk semua lapisan masyarakat,” ujarnya.
Bahkan, M Basir, salah seorang Ketua RW setempat menegaskan, pihaknya dan warga bertekad mengganti walikota. Pasalnya, pemimpin yang ada sekarang tidak mengayomi seluruh lapisan masyarakat, tetapi hanya untuk kepentingan kelompok mereka saja.
“Ini dibuktikan, saya sudah berusaha memperjuangkan masyarakat, tetapi tidak satupun menuai hasil. Kami yakin, Emdes mampu untuk sejahterakan masyarakat karena semua partai mendukung mereka,” ucapnya.
Desri Ayunda berterimakasih atas undangan warga untuk bersilaturahmi. Menurutnya, sudah menjadi rahasia umum, Dadok Tunggul Hitam, khususnya Maransi merupakan daerah rawan banjir. Pasalnya, selain tidak ada drainase yang memandai, di sini masih jalan tanah.
“Jika masyarakat memberikan amanah kepada kami, maka sudah menjadi tanggungjawab kami memprioritaskan pembenahan infrastruktur daerah ini. Salah satunya dengan mempercepat penyelesaian proyek Banda Luruih. Sebab, salah satu penyebab banjir di sini, karena belum siapnya proyek Banda Luruih, sehingga air tidak lancar mengalir ke muara sungai,” terangnya.
Ia menegaskan, soal pemerataan penyaluran bantuan bagi masyarakat miskin, itu merupakan roh perjuangan Emdes. Bagi Pasangan Emdes, bantuan hibah dan bansos bagi masyarakat miskin harus tersalurkan secara berkeadilan, tanpa memandang kelompok dan golongan tertentu.
“Berdasarkan data yang kami peroleh, angka kemiskinan di Kota Padang mencapai 26 persen. Koto Tangah termasuk salah satu kantong kemiskinan terbesar di Kota Padang. Disamping penyaluran bantuan, pengentasan kemiskinan dapat dilakukan dengan program pembenahan ekonomi rumah tangga, yaitu megalakan industri rumahan,” katanya.
Wakil Ketua DPW Partai Nasdem Provinsi Sumatera Barat, Masful mengaku terharu melihat kondisi masyarakat di daerah tersebut. Pasalnya, jalan di daerah tersebut masih cantang parenang, saluran air tidak beres, sementara masyarakat teropsesi dengan pembenahan Pantai Padang yang hanya 1 KM.
“Apakah pembenahan Pantai Padang yang hanya 1 KM itu tolak ukur keberhasilan? Apakah banyaknya penghargaan yang diterima, bisa dikatakan pemimpin itu telah berhasil? Sementara rakyatnya masih hidup di bawah garis kemiskinan, jalannya ke daerah mereka masih tanah, padahal mereka berada dan tinggal dipusat kota,” tegasnya.
“Maka dari itu, kami semua partai politik menjatuhkan pilihan untuk mengusung pasangan ideal ini, perpaduan birokrat dan profesional. Kami yakin, mereka bisa melobi pusat untuk mengait dana untuk membenahi kota ini,” pungkas Masful berapi-api. (Syafri)