PADANG, TOPSUMBAR–Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melakukan peletakkan batu pertama pembangunan Terminal Tipe A Anak Aia Kota Padang, Jumat (9/2/2018) petang.
Menhub menilai, keberadaan terminal tipe A di Kota Padang adalah suatu keharusan, karena kota ini merupakan kota penting di pantai barat Sumatera. Disini akan tertumpu aktifitas transportasi dan terjadi pemindahan moda dari moda yang satu ke jenis moda yang lain.
“Adanya terminal di Kota Padang suatu keharusan mengingat kota ini penting dan menjadi tumpuan transportasi dari dan ke kota lain,” kata Menhub.
Budi Karya menilai, Walikota Padang cukup memahami perlunya penataan trasportasi sehingga menjadi program yang diunggulkan. Apalagi berbicara angkutan massal, hal itu sejalan dengan visi misi Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
“Saya rasa Pak Walikota memahami pentingnya penyatuan moda transportasi pada titik-titik tertentu. Ini pula yang menjadi visi misi Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla,” katanya.
Menteri menjamin pembangunan terminal akan berjalan lancar. Bahkan disampaikannya melalui sebuah pantun. “Tidak perlu khawatir dana tidak cukup, pembangunan terminal pasti lancar,” tutupnya.
Pada kesempatan yang sama Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah menjelaskan, pembangunan terminal tipe A Anak Aia sudah direncanakan sejak lama, bahkan pada 2014 lalu lahannya sudah disiapkan. Namun karena perubahan regulasi pusat terkait terminal tipe A pembangunannya sempat tertunda.
“Pemko Padang sudah siapkan lahan seluas 4,5 hektar dan sudah diserahkan ke pusat 2,7 hektar pada 2016 agar segera dapat dibangunkan terminal tipe A karena dalam aturannya memang pusat yang bangun,” terang Mahyeldi.
Menurut Mahyeldi, terminal tipe A yang berlokasi di Anak Aia Kecamatan Koto Tangah ini dapat disinggungkan dengan jalur kereta api sehingga ada penyatuan dua moda. “Jalur kereta api yang ada saat ini memang tidak berjarak jauh dari lokasi bakal terminal,” jelasnya.
Keberadaan terminal, menurut Mahyeldi semakin strategis dengan rencana Pemko Padang menjadikan Pasar Lubuk Buaya sebagai pasar induk.
Kemudian koridor-koridor baru untuk angkutan massal Trans Padang juga akan dibuka lagi untuk mengurangi kemacetan dalam kota.
Seiring dibukanya koridor baru tersebut, dibutuhkan 200 unit bus untuk melayaninya. “Kami berharap Kementerian Perhubungan memberi dukungan melalui bantuan untuk kebuyuhan bus tersebut,” tukasnya. (H/Hms)