Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit (tengah), didampingi Walikota Payakumbuh, Riza Pahlevi (kanan) dan Kepala Divisi Advisori dan Pengembangan Ekonomi BI Perwakilan Sumbar, Bimo Epyanto (kiri)
PAYAKUMBUH, TOP SUMBAR — Pertanian adalah sektor yang potensial untuk menunjang perekonomian Sumatera Barat, sehingga pengembangan dalam bidang ini harus terus dilakukan.
Hal itu disampaikan oleh Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit dalam kegiatan Temu Lapang Petani Sekolah Lapang Iklim Hortikultura, di Koto Baru Payobasuang, Kecamatan Payakumbuh Timur Kota Payakumbuh, Sabtu (24/2).
Menurut Nasrul Abit, kondisi geografis Payakumbuh yang dekat dengan Provinsi Riau, juga menjadi peluang untuk peningkatan perekonomian, sehingga kesejahteraan petani di daerah tersebut dapat meningkat.
“Akan tetapi para petani jangan hanya fokus pada palawija, harus tetap diseimbangkan dengan tanaman padi,” ucap Nasrul Abit.
Kepala Divisi Advisori dan Pengembangan Ekonomi Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumatera Barat, Bimo Epyanto menyebutkan kemandirian petani dapat meningkatkan kesejahteraan.
“Setelah pendampingan terhadap beberapa kelompok tani selama beberapa tahun terakhir, kita mengharapkan para petani dapat berbagi ilmu kepada petani lain sehingga kesejahteraan hidup mereka dapat meningkat,” kata Bimo Epyanto.
Bimo Epyanto menyebutkan, pihaknya bersama beberapa pemerintah derah sudah berupaya untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) bagi petani di daerah Payakumbuh, agar mereka mampu mengembangkan potensi pada sektor pertanian di daerah tersebut.
“Dalam peningkatan kualitas SDM tersebut telah dilakukan beberapa upaya, salah satu diantaranya adalah memberikan wawasan dalam mengenali kondisi cuaca, hal tersebut diharapkan dapat menjadi acuan bagi petani dalam bercocok tanam,” paparnya.
Lebih lanjut dikatakan Bimo Epyanto, selain itu para petani yang ikut dalam pembinaan, juga diajak untuk belajar ke luar daerah, guna menggali ilmu untuk selanjutnya diterapkan di daerahnya.
“Dalam pembinaan ini terdapat dua kelompok tani yang menjadi pilot project, yaitu Kelompok Tani Bina Bersama dan Kelompok Tani Baliak Mayang,” ucapnya.
Bimo Epyanto menyebutkan, setelah tiga tahun pendampingan selanjutnya petani akan dilepaskan dari pendampingan, sehingga nantinya mereka mampu untuk berusaha sendiri.
“Sekalipun demikian, kami akan terus melakukan pemantauan secara berkala, hingga akhirnya mereka mampu mandiri dan bisa berbagi ilmu kepada petani lain,” ujarnya.
Sementara itu Ketua Kelompok Tani Bina Bersama, Mawardi mengatakan pembinaan yang telah diterimanya bersama petani lain telah memberikan banyak wawasan baru dalam hal pertanian.
Mawardi menyebutkan, salah satu pembinaan yang diterima adalah mereka diajarkan untuk mengenali iklim dan cuaca, sehingga dapat meminimalkan risiko gagal panen.
“Setelah ini kami juga akan membagi pengetahuan, yang telah kami terima ini kepada petani lain, yang ada di daerah ini,” tandasnya. (Syafri )