PADANG, TOP SUMBAR–Gedung Bundar DPRD Kota Padang untuk kedua kalinya kehilangan Anggota Dewan karena telah dahulu menghadap Tuhan Yang Maha Esa. Usman Ismail tutup usia 51 tahun, Jumat (12/1). Bendahara fraksi Partai Demokrat wafat saat menjalani perawatan medis di RSUP M. Djamil Padang. Usman meninggal karena mengidap penyakit asam lambung dan gula, hal itu dikatakan Saddam Husein, putra keduanya. Sebelum ke pemakaman, jenazah disemayamkan sekaligus prosesi melepaskan jenazah di gedung DPRD Padang, Jalan Sawahan, Padang Timur.
Di kalangan sesama anggota dewan, mereka amat terpukul atas kehilangan sahabat, dan sosok yang sederhana. Humoris dan patuh pada setiap kebijakan. Seperti halnya dikatakan Ketua Fraksi Partai Demokrat Yulisman, saat melawat di rumah duka. Menurutnya, Usman merupakan sahabat sekaligus kader partai Demokrat yang terbaik dan demikian juga di fraksi. Bahkan, di DPRD sendiri tidak pernah meminta jabatan untuk ditempatkan pada posisi inti, baik itu sebagai ketua komisi atau AKD. Kepergian Usman, merupakan pukulan berat bagi fraksi Demokrat di DPRD Padang.
“Pukulan berat bagi kami (fraksi dan partai), Ia mapan dan memiliki track record yang bagus selama menjabat baik pada periode saat iniĀ dan sebelumnya,” ujar Yulisman, kemarin.
Usman, terang Yulisman semasa hidup masuk dalam struktur inti di partai yakni, sebagai Ketua Bapilu dan Bendahara di fraksi. Sikapnya yang supel, legowo dan aktif memperjuangkan aspirasi rakyat terutama di dapil, secara pribadi terpukul dan kehilangan sosoknya itu.
“Sosok dirinya supel, bergaul dan ramah. Yang paling pasti sosok semua kalangan karena Ia bergaul kepada siapa pun tanpa memandang kelas, dan satuĀ hal lagi tak pernah neko-neko,” ungkapnya.
Dimata Wakil ketua DPRD Wahyu Iramana Putra (Golkar) menyampaikan, sosok yang patuh, sopan dan sahabat dalam suatu kebijakan. Hal itu berkaca dari pengalaman, sebab ia pernah duduk sebelumnya di DPRD Padang periode 2009-2014. Wahyu pun belajar dari apa yang ditinggalkan Usman, yakni kesederhanaan, kepedulian dan tegas.
“Tiga hal itu sangat berkesan, dan saya kehilangan sahabat yang mengajarkan hal itu, Ini akan menjadi ingatan kebaikan bagi kami, karena sosoknya tidak pernah bermasalah,” tutur Wahyu.
Azirwan, anggota fraksi NasDem. Walau ia telah mendahului, tapi ada kesan yang sangat berarti. “Saya punya kesan yang tidak dapat terlupakan terhadapnya ketika studi dan ia semacam adik bagi saya,” ujarnya.
Menurut Sekda Pemko Padang Asnel, BU sapaan Usman Ismail, anggota dewan yang sangat aktif, persuasif dan tidak pernah bentrok dengan siapa pun. Bahkan, di jajaran Pemko Padang pun ia dikenal sangat baik. Hal ini kata Asnel, jarang ditemui. Karena ia mampu menyesuaikan dengan siapa saja.
“Sangat teladan dan aktif serta mudah beradaptasi, salah satunya mampu menyesuaikan posisi, baik di lingkungan eksekutif dan legislatif,” ungkap Asnel, dengan sapaan sampulu oleh Usman.
Saat prosesi melepas jenazah di gedung DPRD Padang. Ketua DPRD Padang Elly Thrisyanti memimpin langsung dan memberikan beberapa kata sambutan serta berharap kepada keluarga, bahwa kepergiannya bukan berarti hubungan silaturahmi putus. “Keluarga jangan sungkan, karena pak BU merupakan saudara bagi kami di sini, dan mari bersama-sama mendoakan beliau agar khusnul khotimah,” ujarnya.
Demikian halnya dikatakan Wakil Walikota Padang Emzalmi saat hadir dalam prosesi melepas jenazah di gedung bundar Sawahan. Ia mengajak dan berpesan kepada keluarga, kehilangan yang dicintai merupakan peristiwa sangat berat. Ini adalah cobaan hidup.
“Mari kita doakan bersama agar diterima oleh Allah, dan doakan ayah dan suami. Selamat jalan sahabat selamat jalan Usman Ismail,” pungkas Emzalmi.
Usai upacara melepas jenazah Usman Ismail, kemudian diantar ke tempat peristirahatan terakhir di Bukit Napa, Simpang Akhirat, Kuranji Kota Padang. (H/Put)