PAYAKUMBUH, TOP SUMBAR–Pengakuan tiga orang anak saat ditangkap Satpol PP Payakumbuh membuat warga resah. Mereka mengakui bahwa dirinya sering disodomi seorang waria. Mirisnya lagi, tindak asusila ini dilakukan hampir setiap hari kepada korban. Ketiga anak tersebut mengatakan bahwa dirinya merupakan salah seorang anak yang tinggal serumah bersama seorang waria. Korban dipaksa untuk melakukan hal sebaliknya kepada waria tersebut.
”Saya sudah puluhan kali dipaksa melayani nafsu akak, begitu (panggilannya red). Selain dipaksa untuk menyodomi waria yang saya panggil akak itu, saya juga pernah ia sodomi. Hal tersebut nyaris terjadi tiap hari,” ungkap anak itu.
Hal serupa juga diungkapkan oleh teman-temannya dihadapan penyidik, mereka mengatakan kenal dengan waria itu saat bermain di Warnet, Saat itu si waria mengajaknya pergi ke suatu tempat, hingga ditempat yang ditentukan oleh waria tersebut, ia disuruh untuk menyodomi si waria.
“Sudah lama bang sama akak itu , saat itu saya main warnet dan diajak ke suatu tempat, Dan diminta untuk melakukan hal tersebut, setelah itu saya dikasih uang lima ribu rupiah” katanya.
Pengakuan dari tiga orang anak dibawah umur tersebut berawal saat Satuan Polisi Pamong praja (Satpol PP) menindak lanjuti laporan warga terkait maraknya para remaja serta anak – anak melakukan penyalah gunaan lem. Setelah melakukan Patroli dalam penindak lanjutan laporan warga kota Payakumbuh ternyata memang benar adanya hal tersebut, tujuh orang dibawah umur berhasil diamankan akibat kedapatan menghisap lem.
Kasat Pol PP dan Damkar Kota Payakumbuh Devitra kepada wartawan mengatakan, kami mendapat laporan dari warga terkait adanya anak – anak tengah menghisap lem, dan memang kita dapati dari dua lokasi yang berbeda, namun setelah didalami, tiga dari tujuh anak – anak yang diamankan tersebut mengaku tinggal serumah dengan seorang waria, dan mereka kerap melakukan perbuatan bejat itu.
“Awalnya kita hanya menindak lanjuti persoalan yang dilaporkan oleh warga, dan betul, hal tersebut terbukti dengan diamankannya tujuh orang anak di bawah umur yang terbukti tengah menghisap lem dari dua lokasi berbeda, dan setelah kita lakukan pendalaman, tiga dari tujuh anak itu memberi pengakuan yang mengejutkan para penyidik, sebab, menurut anak – anak yang memberi pengakuan kepada penyidik tersebut mereka tinggal bersama seorang waria yang kerap menjual jasa prostitusi di lokasi sekitaran Simpang Bunian,” terang Devitra.
Ditempat terpisah Basri Latif Anggota Dewan dari Komisi C pada Jumat (12/01/2018) Dini hari mengatakan bahwa dirinya sangat prihatin dengan kabar tersebut, bahkan kita juga apresiasi Satpol PP yang masih gencar melakukan patroli sehingga dengan itu membuat jera para pelaku LGBT di Pakakumbuh, dan kita himbau juga para orang tua meningkatkan perhatiannya.
“Kita sangat prihatin mendengar kabar tersebut, apa lagi mendengar beberapa anak dibawah umur yang diamankan oleh Satpol PP telah mengakui bahwa adanya anak – anak yang dijadikannya budak seks, kita himbau agar Satpol PP tetap gencar lakukan aksi dan patroli agar membuat takut para pelaku untuk melakukan tindakan yang serupa, dan kita himbau agar para orang tua agar meningkatkan perhatiannya terhadap anak – anak mereka dan kita berharap semua lapisan masyarakat ikut berperan aktif dalam menjaga anak kemanakan kita di payakumbuh ini,” kata Basri Latif Ketua Hanura Kota Payakumbuh itu. (Red)