Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumatera Barat Yosmeri
PADANG, TOP SUMBAR — Pemerintah menargetkan produksi perikanan budidaya di Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2018 sebanyak 242.314 ton atau naik dari 2017 yang hanya 234.369 ton.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sumatera Barat, pada wartawan di Padang (26/1).
“Produksi perikanan budidaya didominasi oleh budidaya air tawar dengan media kolam seperti ikan mujair,” kata Yosmeri selaku Kepala DKP Sumatera Barat.
Menurut Yosmeri, produksi perikanan budidaya terbanyak terdapat di Kabupaten Agam dengan produksi 49.494 ton, Padang Pariaman 49.100 ton, Pasaman 46.350 ton, dan Limapuluh Kota 39.117 ton. Selanjutnya Kabupaten Dharmasraya 17.739 ton, Pesisir Selatan 10.964 ton, Sijunjung 9.120 ton, Tanah Datar 5.942 ton dan Pasaman Barat 5.745 ton.
Dari keseluruhan produksi itu, produksi budidaya air tawar sebanyak 241.766 ton dan budidaya laut 278,60 ton, serta budidaya tambak atau payau 269,54 ton.
“Untuk media kolam biasanya ikan yang dibudidayakan seperti mujair, mas dan lele,” ucapnya.
Yosmeri menyebutkan, secara umum produksi perikanan budidaya cukup stabil, seperti pada 2015 produksinya mencapai 286.711 ton, 2016 sebanyak 269.837 ton dan 2017 mencapai 234,3 ton.
“Jenis produksi perikanan difokuskan di daerah yang berbeda, seperti produksi ikan kerapu, ikan bandeng, dan kerang mutiara,” jelasnya.
Produksi budidaya ikan kerapu difokuskan di Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Padang, Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Kepulauan Mentawai, dan Kabupaten Agam.
Produksi perikanan budi daya air tawar di Tanah Air juga mendukung pertumbuhan ekonomi daerah, menyediakan lapangan kerja di pedesaan sekaligus meningkatkan kesejahteraan warga, kata dia. (Syafri