Sekretariat dan Forum Wartawan Parlemen (FWP) DPRD Kota Padang melaksanakan studi banding ke Kota Bandung pekan lalu, Senin s.d Jumat (13-17/11/2017). Studi banding ini merupakan lanjutan dari workshop yang telah digelar sebelumnya di Kota Padang guna meningkatkan kemitraan antara humas dan forum wartawan.
Studi banding ke kota kembang ini merupakan tujuan utama forum wartawan untuk mencontoh Kota Bandung bermitra dengan media lokal maupun nasional. Bukan itu saja, forum wartawan juga bisa mengetahui strategi pemerintah Kota Bandung dalam mengelola media sebagai alat promosi dan publikasi Kota Bandung.
Di Bandung taman kota menghiasi jalan-jalan. Selain kebersihan, penataan trotoar bebas papan reklame menjadi perhatian rombongan sekretariat DPRD dan FWP. Kondisi itu layak dicontoh oleh Kota Padang. Jalanan di Kota Bandung tidak terlihat padat meski berada di jam sibuk. Ruas jalan yang terlihat longgar membuka ruang pandang anggota rombongan yang dikoordinatori Wakil Ketua DPRD Padang, Wahyu Iramana Putra itu. Taman-taman menghiasi hampir seluruh ruas jalan.
Selain taman kota, terdapat pula taman khusus bagi lansia, disabilitas, taman khusus bagi penyuka hewan dan lainnya. Selain terlihat bersih, di beberapa titik, juga disediakan free WiFi. Air di drainase-drainase terlihat mengalir meski ukurannya tidak terlalu besar.
Petugas juga terlihat sibuk menyapu daun-daun yang berguguran di beberapa titik jalan. Pemandangan yang sedikit menyita perhatian, yakni tidak terlihat adanya papan reklame yang berdiri di atas trotoar. Papan reklame sengaja ditata berjarak dari trotoar yang ada.
”Orang sini sepertinya nggak butuh pendapatan dari iklan, karena itu mereka tidak memakai trotoar seperti di Padang,” kata salah seorang anggota rombongan, Ervin Hasibuan.
Wahyu Iramana Putra menilai, penataan trotoar dan papan reklame oleh pemerintah Kota Bandung dapat dijadikan contoh oleh Kota Padang. Agar pejalan kaki tidak terganggu, di bawah kepemimpinan Ridwan Kamil, kota tersebut menghindari pemasangan papan reklame di trotoar.
Wahyu Iramana Putra mengakui, penataan papan reklame di Kota Bandung layak diterapkan di ibu kota Sumbar ini. Penyediaan papan reklame di sepanjang jalan tidak memicu kesemrautan kota.
”Yang jelas tidak mengganggu pejalan kaki,” kata Wahyu Iramana Putra usai pertemuan dengan sekretariat dan wartawan parlemen di ruang pertemuan DPRD Kota Bandung.
Ketua DPD Golkar Padang itu berharap, setiap wartawan di Sumbar terutama anggota FWP dapat menjalin komunikasi dengan sekretariat DPRD maupun anggota dewan. ”Kami berterimakasih pada Pak Sekwan, yang telah mengangkat kegiatan ini. Semoga kegiatan ini tetap terus berlanjut,” ujar Wahyu.
Workshop ini terdiri dari dua sesi. Pertama, pelatihan dengan menghadirkan pembicara dari DPRD Padang dan lainnya. Kemudian, kegiatan studi banding ke Kota Bandung, 13 hingga 17 November 2017 mengunjungi DPRD dan Pemko Bandung serta PWI Jawa Barat.
Kepala Bagian Humas DPRD Padang, Ermanto mengatakan, tujuan kegiatan ini adalah untuk menyamakan persepsi antara sekretariat dan wartawan. Sasarannya, ke depan bertambahnya wawasan dan ilmu pengetahuan peserta, sehingga program dan produk kedewanan tersosialisasikan dengan baik.
Ketua FWP DPRD Padang, Dasrul mengatakan, saat ini FWP DPRD Kota Padang mendapat apresiasi dari beberapa instansi. Ditambah lagi sekarang FWP sudah mampu membentuk koperasi. Seluruh kegiatan diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi Kota Padang ke depannya.
”Makanya kita imbau kawan-kawan agar mampu mencari perbandingan positif sehingga dapat diterapkan di Kota Padang kelak,” kata Dasrul.
Saat pertemuan dengan DPRD Bandung, Dasrul yang utusan dari Padang TV (grup Padang Ekspres) mempertanyakan sinergitas yang dibangun antara DPRD Bandung dengan perusahaan media. Sebab, menurutnya, nyaris semua isu yang diangkatkan oleh Kota Bandung layak menjadi konsumsi pemberitaan. Penataan pariwisata di sana, salah satunya The Lodge Maribaya.
Pemko setempat mampu memanfaatkan seluruh lapisan masyarakat, mulai dari pengusaha angkutan kota, hingga para seniman dan fotografer. Semua menjadi sumber pendapatan, baik oleh pemerintah kota maupun masyarakat yang terlibat. Begitu juga penataan pedagang di Pasar Baru Bandung yang menjadi pusat perbelanjaan semua kalangan. Di lantai lima, meski pedagang kuliner berada di tengah toko-toko fashion, keduanya tidak merasa terganggu. Baik oleh asap maupun kebersihan lokasi.
Kepala Bagian Umum Sekretariat DPRD Kota Bandung Jaja Nurjaman mengatakan, Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil melakukan pendekatan sosial media dalam banyak aktivitas. Boleh dikatakan, Ridwan pengguna sosial media. Ridwan menyadari betul pentingnya penguasaan media.
Begitu juga dalam revitalisasi trotoar. Trotoar diperlebar dan pedagang kaki lima (PKL) tidak dibolehkan berjualan di sana. ”Tidak hanya menata tiang reklame, kenyamanan pejalan kaki di trotoar juga diwujudkan Pemko Bandung dalam bentuk pelarangan PKL berjualan di sana,” ungkap pria yang akrab disapa Jaja itu.
Kasubag Liputan dan Dokumentasi Bagian Humas Setda Kota Bandung, Meiwan Kartiwa mengatakan, Ridwan Kamil juga termasuk kepala daerah yang sukses menggunakan media massa dalam mensosialisasikan diri dan program kerjanya. ”Ridwan Kamil setelah dilantik dulu langsung mengintruksikan kepada seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Bandung untuk membuat akun media sosial. Mulai facebook, instagram, twitter dan youtube,” terang Meiwan.
Selain itu, Meiwan menerangkan, Ridwan Kamil juga langsung yang memegang semua akun medsos beliau atau tidak menggunakan admin. Dalam hal penganggaran, eksekutor anggaran tidak harus terpusat pada tingkat OPD semata. Pola pembelanjaan anggaran hingga ke tingkat bawah dinilai dapat mendorong terealisasinya program pemerintah daerah.
Sebagai contoh, anggaran kebersihan taman. Bandung tidak hanya menempatkan pembelanjaannya pada dinas terkait. Melainkan, taman yang dinilai berada di kawasan kelurahan, ataupun jalan-jalan kelurahan, belanja anggaran diserahkan pada lurah terkait. ”Pola penganggaran sampai bawah. Jadi semua merasa sama-sama bertanggung jawab,” pungkasnya. (***)