Senator DPD RI Nofi Candra memberikan kuliah Umum dihadapan dosen dan Ratusan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) IAIN Bukittinggi
BUKITTINGGI, TOP SUMBAR – Era globalisasi telah mendorong para pebisnis dan pelaku ekonomi di negeri ini, untuk berlomba-lomba memawarkan barang dan jasa bagi para konsumen.
Konsep ekonomi syari’ah atau bisnis yang berbasis Islam dinilai memiliki peluang yang besar dalam menggaet peluang pasar di era moderen ini.
Hal ini diungkapkan oleh senator Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) asal Sumatera Barat Nofi Candra, saat memberikan kuliah umum tentang prospek dan tantangan bisnis Syari’ah ke depan, di hadapan ratusan mahasiswa dan dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEBI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi, Senin (4/9).
Nofi mengungkapkan, konsep ekonomi dan bisnis betbasis Syari’ah telah membuka peluang bagi pelaku bisnis. Tak hanya dunia perbankan dan perdagangan, konsep ekonomi berbasis islam juga telah merambah ke berbagai sektor yang menjadi sentra ekonomi masyarakat, seperti sektor pariwisata, perhotelan bahkan ke sektor pendidikan.
“Potensi ini jelas membuka peluang bagi calon-calon ekonom dan pebisnis muda untuk menggaet peluang yang ada. Terutama para mahasiswa yang berasal dari fakultas ekonomi Syari’ah,” kata senator yang lahir sebagai pedagang ini.
Nofi Candra mengungkapkan, untuk menjalankan bisnis di era sekarang, ada 3 poin yang mesti diperhatikan yaitu Mind set, visi dan aksi. Ketiga unsur ini dipandang penting dan saling menunjang dalam menjalankan dan menjadi penantang pasar pada era modern ini.
Mind set dalam hal ini adalah pola fikir seorang pelaku bisnis yang bisa memberi manfaat bagi masyarakat banyak.
“Ini juga sejalan dengan pations (kesukaan) dalam artian menjalankan bisnis apa yang disukai dan aksi (tindakan) dalam menjalankan bisnis itu sendiri,” bebernya.
Menurut Nofi, terbukanya peluang bisnis berbasis syari’ah lebih dilatari oleh mayoritas penduduk di Indonesia yang beragama Islam. Sementara konsep ekonomi syari’ah sendiri adalah bisnis yang dijalankan sesuai dengan tuntunan Al Qur’an dan Sunnah yang dilarang melakukan kecurangan, riba, penipuan dan tindakan zalim lainnya.
“Hal inilah yang menjadi alasan mendasar bagi masyarakat untuk memilih berkonsumtif pada bisnis yang berlabel Islam,” beber Nofi Candra.
Pihaknya menyebutkan, di dalam bisnis Islam ini memiliki etika dalam penerapannya yang bisa membedakan antara yang halal dan haram. Tinggal lagi bagaimana pelaku bisnis yang berlabel syari’ah bisa menerapkan manajemen yang benar-benar sesuai dengan tuntunan syari’ah agar mampu mempertahankan konsumen.
“Inilah yang menjadi tantangan dalam menghadapi persaingan bisnis global ke depan,” terangnya.
Ratusan mahasiswa yang hadir di auditorium kampus IAIN Bukittinggi itu terlihat serius mendengarkan paparan yang disampaikan.
Suasana semakin mencair kala Nofi membagi pengalamannya dalam meniti karir di dunia bisnis, yang diawali sebagai penyedia alat pertanian bagi petani di kampungnya hingga menjadi distributor pupuk dan pengusaha ritel di SumateraBarat.
Pihaknya sekaligus mendorong para mahasiswa yang merupakan calon elomom – ekonom muda untuk menata masa depannya dengan menuntut ilmu yang bermanfaat. Karena sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang bisa memberi manfaat bagi orang lain.
“Orang yang bermanfaat bagi orang lain, pasti sukses dalam kehidupan. Namun orang sukses belum tentu bermanfaat bagi orang lain,” terang Nofi.
Untuk menunjang lahirnya ekonom dan pebisnis handal yang berbasis syari’ah di daerah itu, pihaknya bahkan menawarkan kerjasama dengan pihak fakultas untuk memanfaatkan assetnya berupa ruko di kawasan Padang Luar, sebagai lahan bagi mahasiswa dan Fakultas Ekomomi dan Bisnis Islam IAIN Bukit Tinggi untuk mengembangkan bisnis berbasis Syari’ah di daerah itu.
“Dari Bukittinggi ini, kita harap nantinya lahir para pebisnis handal yang menerapkan konsep syari’ah untuk memajukan perekomomian di Indonesia,” pungkasnya.
Terhadap itu, Dekan fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bukittinggi Harfandi mengungkapkan, Kuliah umum tentang prospek dan tantangan bisnis syari’ah kedepan ini, dipandang urgen karena peluang dan tantangan dunia ekonomi dan bisnis syari’ah ke depan semakin terbuka.
Hal ini kata dia seiring dengan makin memjamurnya perbankan dan dunia bisnis berbasis Syari’ah di negeri ini. “Peluang ini harus kita manfaatkan dalam menciptakan sumberdaya Manusia yang handal untuk meraih peluang yang ada ke depan,” katanya.
Pihaknya sekaligus mengapresiasi kehadiran dan kepedulian senator muda yang lahir sebagai pelaku bisnis ini untuk berbagi pengalaman dengan mahasiswa tentang dunia bisnis di tanah air.
“Kehadiran Nofi Candra dalam berbagi pengalaman, sangat membantu bagi mahasiswa dalam menerapkan ilmu yang didapat di bangku kuliah dengan implementasi di lapangan,” kata Harfandi. (Novri Yanda)