PADANG,TOP SUMBAR – Rencana launching tahapan Pilkada 2018 yang rencananya digelar pada Rabu (6/9) besok, terpaksa diundur menjadi Rabu (20/9) mendatang.
Hal itu dilakukan setelah berkoordinasi dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumatera Barat, yang menyarankan agar launching Pilkada Padang didekatkan dengan daerah lainnya.
“Kalau kita launching tanggal 6 September, terlalu jauh dengan daerah lain sehingga agak sulit mengatur waktu Ketua KPU RI. Makanya, atas saran KPU provinsi, kami setuju diundur menjadi tanggal 20 September agar lebih mudah mengatur jadwal dengan Ketua KPU RI,” kata Ketua KPU Kota Padang Muhammad Sawati, Senin (4/9) di ruang kerjanya.
M. Sawati juga menyampaikan, KPU Kota Padang untuk Pemilihan Kepala Daerah 2018, akan menyasar pada para pemilih pemula di jenjang Sekolah Menengah Atas.
Pemilih pemula pada Pilkada 2018 Kota Padang adalah mereka yang sudah berusia 17 tahun pada saat pilkada yang berlangsung pada 27 Juni 2018.
Dalam hal ini, KPU akan menggelar Jambore Demokrasi dengan peserta siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) se Kota Padang yang diikuti 400 siswa SLTA yang tergabung di Pramuka. Masing-masing sekolah mengirim perwakilan 10 orang, bisa SMA, SMK dan MA.
Menurutnya, pemilih pemula seringkali tidak menggunakan hak pilihnya ketika pemilu, karena minimnya pengetahuan terkait pemilu, atau sebab lainnya. Karena itu, KPU akan mensosialisasikan pada mereka melalui kegiatan jambore. Para siswa SLTA itu nantinya akan diajak berkemah.
Dalam kegiatan tersebut, KPU akan memberikan sosialisasi dan simulasi terkait Pilkada mulai dari pembentukan Panitia Pemungutan Suara (PPS), Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), pencalonan, pemilihan hingga penghitungan suara.
“Pokoknya, persis seperti Pilkada sesungguhnya sehingga mereka paham nantinya,” ujarnya.
Diharapkan dari perwakilan siswa SLTA itu, nantinya bisa mensosialisasikan Pilkada kepada teman-temannya di sekolahnya masing-masing.
Selain itu, KPU juga akan menurunkan komisioner KPU ke sekolah-sekolah sebagai pembina upacara bendera untuk menyosialisasikan pentingnya partisipasi pemilu kepada siswa.
“Kegiatan-kegiatan tersebut cukup efektif dan menarik perhatian mereka guna memanfaatkan hak pilihnya dengan benar. Pemilih pemula perlu memperoleh pendidikan politik yang benar karena mereka adalah aset bangsa di masa depan dan diharapkan bisa menggunakan hak suaranya secara bijak,” tambah M. Sawati.
Lebihlanjut disampaikan, selain di tingkat pelajar, KPU juga akan menjaring pemilih dari komunitas-komunitas yang ada di tengah masyarakat, seperti penyandang disabilitas, petani, nelayan dan sebagainya.
“KPU juga akan mengukuhkan mereka sebagai Tim Relawan yang akan menjadi perpanjangan KPU dalam sosialisasi ke komunitas mereka masing-masing,” tutupnya. (Syafri)