JAKARTA, TOP SUMBAR – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, saat ini tengah menjajaki pembangunan jalan tol Padang-Bukittinggi-Pekanbaru menggunakan pinjaman dari Pemerintah Jepang, disamping skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dengan nilai investasi cukup besar mencapai Rp 35 triliun.
“Panjangnya mencapai 240 kilometer. Saya sudah bicarakan dengan pihak JICA Jepang dan minggu lalu timnya sudah datang melakukan survei lokasi. Sementara untuk opsi skema KPBU bisa melalui penugasan kepada PT. Hutama Karya. Mudah-mudahan dapat segera diputuskan sehingga pada tahun 2018 dapat dimulai pelaksanaannya,” kata Basuki usai membuka acara The 4th International Conference on Earth Science and Engineering yang diselenggarakan oleh Universitas Andalas, di Padang, Sumatera Barat, (28/8).
Dari sisi konstruksi, penggunaan terowongan menembus bukit akan menjadi pilihan untuk memperpendek jarak dan mengurangi luasan lahan yang harus dibebaskan.
Jalan tol Padang-Bukittinggi-Pekanbaru memiliki rute yang sangat panjang sehingga rest area yang akan dibangun juga cukup banyak.
Basuki menambahkan, keberadaan rest area ini nantinya akan mengakomodir usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) masyarakat, sehingga kehadiran jalan tol meskipun penting untuk mempercepat mobilitas barang dan jasa, namun tidak mematikan ekonomi UMKM.
Ruas tol Padang-Bukittinggi-Pekanbaru akan terhubung dengan Tol Trans Sumatera yang merupakan bagian dari ASEAN Higway.
Dengan adanya ruas tol ini akan mempersingkat jarak tempuh antara Padang-Pekanbaru yang biasa ditempuh 8 hingga 10 jam menjadi 3 atau 4 jam saja.
Pembangunan tol ini tentunya akan berdampak pada peningkatan ekonomi bagi Provinsi Sumatera Barat dan Riau khususnya dan Pulau Sumatera pada umumnya.
Sementara itu terkait konferensi yang diselenggarakan, Basuki menyampaikan melalui acara ini, para praktisi dan akademisi dapat berbagi pengetahuan, maupun pengalaman dalam penerapan teknologi, serta melahirkan inovasi dalam optimalisasi pembangunan infrastruktur untuk kemajuan bangsa.
Basuki menyampaikan bahwa teknologi hasil penelitian dan inovasi telah diimplementasikan pada berbagai proyek infrastruktur yang dibangun Kementerian PUPR dan menghasilkan infrastruktur yang lebih berkualitas, lebih cepat, dan lebih murah.
Di bidang sumber daya air telah diterapkan teknologi beton pracetak untuk bendung, pengendali dasar sungai, saluran irigasi dan pintu-pintu air untuk mengoptimalkan pemanfaatan air dan sistem irigasi hemat air.
Selain itu digunakan Sistem Modular Wahana Apung, antara lain pada Hunian Terapung Rumah Baca dan Balai Pertemuan Warga Terapung Tambak Lorok, Semarang dan Jembatan Apung di Cilacap.
Selain itu juga digunakan teknologi Corrugated Mortar Busa Pusjatan (CMP) yang menghemat biaya sampai 70% dan waktu pengerjaan sampai 50%. Teknologi tersebut dipakai saat membangun Flyover Klonengan.
Dalam pembangunan jalan di atas tanah lunak, digunakan teknologi Vacuum Preloading guna menaikkan tegangan efektif tanah dan mempercepat proses konsolidasi tanah lunak. Teknologi ini telah diterapkan pada pembangunan Jalan Tol Palembang-Indralaya dan akan diaplikasikan di Jalan Tol Pemalang-Batang.
Pilihan teknologi lain perkuatan tanah lunak dengan mini piles dan plate load transform berupa geogrid dengan pasir batu dengan ketebalan tertentu. Teknologi ini antara lain diaplikasikan pada Jalan Tol Pekanbaru-Dumai.
Teknologi lain yang telah berhasil diterapkan untuk membangun struktur jalan susun ditengah kondisi lalu lintas yang padat adalah Teknologi Sosrobahu, yang telah digunakan pada struktur Jalan Tol Wiyoto Wiyono, Tol Metro-Manila dan akan diterapkan pada Jalan Tol Elevated Jakarta-Cikampek II.
Kepada para perwakilan negara tetangga, Menteri Basuki mengingatkan agar disela-sela Konferensi para peserta dapat meluangkan waktu menjelajah Sumatera Barat yang memiliki panorama indah, serta dapat menikmati rendang yang sudah dikenal sebagai kuliner paling enak di dunia.
“Dengan diselenggarakannya konferensi ini, semoga banyak masukan untuk mendukung pekerjaan pembangunan infrastruktur di Indonesia, khususnya di Sumatera Barat. Saya juga melihat bahwa Konferensi ini juga banyak dihadiri oleh para generasi muda, terutama dari India. Ini adalah contoh yang baik bagi kita di Indonesia, dimana para generasi muda bisa memperkaya ilmu dan berbagi pengalaman dengan peserta Konferensi,” tambah Basuki. (Ayi)
Sumber DtC